JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan, saat ini baru sekitar 200 WNI teroris pelintas batas dan eks ISIS yang diketahui identitas lengkapnya.
"Masih di assess (assessment). Jadi yang data sebetulnya 679 itu, itu yang sudah ada nama-namanya belum terverifikasi semua. Yang terverifikasi baru sekitar 200-an," ujar Yasonna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Baca juga: Langkah Pemerintah Mendata Terduga Teroris Pelintas Batas Dinilai Tepat
Yasonna mengatakan pemerintah telah memberangkatkan tim ke negara-negara di Timur Tengah yang menjadi tujuan para WNI teroris pelintas batas untuk melakukan pendataan.
Menurut dia, proses pendataan dan penilaian tersebut melibatkan Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Polr, Kementerian Agama, dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
"Sementara sebelum assessment (selesai) kita tangkal dulu, iya dong. Baru nanti di-assessment. Yang meng-assessment itu tim bukan hanya kita. Tim BNPT, Polri, dan Kementerian Agama," lanjut dia.
Baca juga: Ralat Pernyataan, Mahfud Sebut Pencabutan Kewarganegaraan Terduga Teroris Tak Perlu Pengadilan
Sebelumnya dalam rapat bersama Komisi III DPR Yasonna mengatakan, ada sekitar 1.276 Warga Negara Indonesia (WNI) eks anggota ISIS yang berada di Suriah dan sekitarnya.
Yasonna mengatakan, pemerintah saat ini masih mendata WNI eks anggota ISIS yang berada di Suriah dan sekitarnya serta melakukan asesmen yang dibantu intelijen.
"Ini nanti kita asess lagi, kita lihat seperti apa dia di sana, bagaimana dia di sana. Ini semua nanti akan bekerjasama dengan dunia intelijen di sana," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.