Sementara, Boyamin mendapat informasi dari seseorang yang memiliki hubungan dengan kontraktor renovasi pada hampir semua aset Nurhadi, baik rumah, vila, maupun apartemen.
Informasi yang didapat dari dua orang berbeda itu merujuk pada lokasi yang sama: Apartemen District 8, di Kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, dikelilingi oleh penjagaan super ketat.
Menurut informasi itu, Nurhadi memiliki sejumlah mobil mewah di antaranya Ferrari dan Mustang. Ia beberapa kali terlihat bersama Rezky di apartemen itu.
Berdasarkan informasi tersebut, saya mendatangi Apartemen District 8.
Tentu saya disambut pengamanan ketat di sana. Lebih dari 10 orang menghampiri saya. Mereka melarang saya mengambil gambar dan melakukan peliputan karena areal District 8 merupakan tanggung jawab privat pengelola kawasan.
Saya bertanya kepada mereka apakah ada orang bernama Nurhadi tinggal di salah unit apartemen ini? Asumsi saya, mestinya tak sulit bagi tim pengamanan untuk mengenali sosok Nurhadi karena Nurhadi disebut berada dalam penjagaan yang super ketat.
Namun petugas keamanan menolak menjawab.
Saya mengonfirmasi temuan ini kepada Pengacara Nurhadi, Maqdir Ismail.
"Saya tidak tahu bahwa Pak Nurhadi memiliki harta berupa bangunan dan mobil mewah. Waktu beliau datang ke kantor kami sekitar 3 pekan lalu beliau pakai mobil Alphard lama!" jawab Maqdir.
"Saya juga tidak tahu kalau beliau tinggal di apartemen District 8. Bagi saya keterangan yang sensasional hanya untuk mendiskreditkan pimpinan KPK!" tambah Maqdir.
Saya juga mencoba mengonfirmasi soal ini ke KPK. Sejumlah komisioner yang saya surati resmi untuk wawancara mengaku berhalangan. Saya diminta untuk mewawancarai Juru Bicara KPK, Ali Fikri.
Saya pun bertemu dengan Ali.
"KPK memaksimalkan keseluruhan potensi yang ada termasuk kalau kemudian memang tersangka ini menggunakan teknologi tentunya kami antisipasi itu dan kami telusuri. Artinya, memang sampai hari ini kita belum mendapatkan," jawab Ali.
Selain soal Nurhadi, buron Harun Masiku juga masih menyisakan tanya.
Kemenkumham telah membentuk tim lintas kementerian untuk menginvestigasi kasus tidak tercatatnya Harun Masiku saat masuk ke Indonesia pada 7 Januari 2020 lalu.
Disampaikan bahwa sistem server di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Terminal 2F tidak sampai ke Server Pusat karena ada koneksi yang terputus.
Atas kasus ini, sebanyak 120.661 penumpang yang masuk bandara Soetta di terminal 2F di rentang 23 Desember 2019 hingga 10 Januari 2020 tidak tercatat. Itu adalah rentang saat musim puncak liburan (high-season).
Ada satu pertanyaan yang belum terungkap tuntas: mengapa konferensi pers soal Harun Masiku pada 13 Januari 2020 tidak menyertakan data kerusakan yang sesungguhnya telah diketahui dan diperbaiki pada 10 Januari 2020?
Ada apa di balik kasus Nurhadi dan Harun Masiku?
Baik Boyamin maupun Haris Azhar menjawab sama: Kotak Pandora bisa terbuka. Ada nama- nama penting dan terkenal pada kasus keduanya!
Saya Aiman Witjaksono
Salam!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.