JAKARTA, KOMPAS.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Korea Selatan telah menyiapkan langkah-langkah perlindungan untuk WNI di Negeri Ginseng setelah merebaknya virus corona di sana.
Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi mengatakan, saat ini, ada 37.043 orang WNI yang berada di Korea Selatan.
Pihaknya pun meningkatkan perlindungan WNI di Korea Selatan secara langsung dan berkoordinasi dengan beberapa mitra KBRI, mulai dari paguyuban kedaerahan, mahasiswa, hingga kelompok keagamaan baik itu jemaah masjid maupun gereja.
"Secara khusus KBRI juga secara langsung menelepon sebagian mahasiswa dan masyarakat Indonesia lainnya di daerah yang terdampak paling parah, yaitu di Daegu dan Gyeongsangbuk-do," kata Umar melalui siaran pers KBRI Korea Selatan, Selasa (25/2/2020).
Baca juga: Korea Selatan Jadi Pusat Virus Corona Terbesar di Luar China
Hal tersebut, kata dia, dilakukan untuk mengetahui secara langsung keadaan para WNI, termasuk juga soal ketersediaan makanan, dan masker, terutama di daerah-daerah yang terkena dampak paling parah.
"Kami terus berkoordinasi dengan berbagai otoritas terkait di Korsel maupun Pemerintah Pusat untuk melakukan langkah-langkah antisipatif yang perlu dilakukan," kata dia.
KBRI pun percaya bahwa Pemerintah Korea Selatan mampu menangani wabah Covid-19.
Hal tersebut, kata dia, ditunjukkan dengan tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap langkah-langkah penanganan Pemerintah Korea Selatan.
"KBRI Seoul secara aktif akan terus memantau perkembangan ini dan menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan sembari mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan terus waspada," kata dia.
Kasus virus corona di Korea Selatan mengalami lonjakan tajam dalam beberapa hari terakhir.
Baca juga: Outbreak Virus Corona di Korsel, KBRI Imbau WNI Tetap Tenang
Dalam tujuh hari, pemerintah mengonfirmasi adanya 893 kasus baru dengan 8 kematian, termasuk 60 kasus baru Selasa (25/2/2020) ini.
Menurut keterangan Pusat Pengendalian Penyakit Korea (KCDC), dikutip dari AFP (25/2/2020), 60 kasus baru pada Selasa menunjukkan angka terkecil selama empat hari di tempatnya.
Dari kasus-kasus terbaru, 49 berada di selatan Kota Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara.
Dengan 893 kasus di sana, Korea Selatan menjadi negara dengan wabah terbanyak setelah China.
Jumlah tersebut bahkan telah meningkat menjadi 977 kasus dengan kematian 10 orang.
Kondisi ini membuat Pemerintah Korea Selatan meningkatkan status kewaspadaan pada level tertinggi atau red alert.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.