Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/02/2020, 22:32 WIB
Dani Prabowo,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai tidak cukup baik jika pelaksanaan pemilu presiden dilangsungkan hari ini.

Survei Politika Research Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI) turut menyoroti elektabilitas mantan pembantu Presiden Joko Widodo pda masa periode pertama itu.

Ada empat hal yang disoroti kedua lembaga survei itu, yakni top of mind capres, top of mind cawapres, popularitas dan elektabilitas.

Baca juga: Survei Indo Barometer Sebut Anies Baswedan jadi Kepala Daerah dengan Elektabilitas Tertinggi di Pilpres 2024

 

Dilihat dari top of mind capres, Anies harus puas menduduki peringkat ketiga dengan persentase 6,66 persen. Sedangkan di posisi pertama dan kedua diduduki Jokowi (15,48 persen) dan Prabowo Subianto (13,78 persen).

Dari sisi top of mind cawapres, Anies juga harus mengakui kekalahan dari Sandiaga Uno (14,92 persen) dan Ma'ruf Amin (6,79 persen).

"Sandiaga nomor satu dalam top of mind cawapres dengan asumsi Jokowi dan Prabowo tidak dimasukkan di 2024," kata Direktur Eksekutif PPI Adi Prayitno saat menyampaikan hasil survei di Hotel Gren Alia Cikini, Jakarta, Minggu (23/2/2020).

Baca juga: Survei: Anies jadi Lawan Terberat Prabowo jika Maju pada Pilpres 2024

Sementara dari sisi popularitas, Anies bahkan harus mengakui bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama aliah Ahok lebih dikenal publik (78,3 persen).

Sedangkan Anies hanya meraih 74 persen.

Meski demikian dari aspek suka atau tidak suka, Ahok lebih tidak disukai (26,5 persen) dibandingkan Anies (12,8 persen).

Dari sisi elektabilitas, Prabowo masih menduduki peringkat pertama (17,3 persen). Disusul Sandiaga (9,1 persen), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (8,8 persen), dan Anies (7,8 persen).

Baca juga: Survei Indo Barometer: Tiga Menteri Jokowi dengan Elektabilitas Tertinggi pada Pilpres 2024

Survei ini dilakukan dengan metode multistage random sampling terhadap 2.197 orang di 220 desa/kelurahan secara proporsional pada 28 Januari hingga 5 Februari 2020.

Tingkat kepercayaan survei ini mencapai 95 persen dengan margin of error sebesar 2,13 persen.

Penyebab elektabilitas Anies rendah

Menurut Adi, ada satu hal yang menyebabkan elektabilitas Anies kalah dibandingkan tokoh lainnya, yaitu banjir.

Banjir yang melanda wilayah DKI Jakarta terus menerus sejak awal tahun hingga kini dinilai membuat masyarakat enggan untuk memilih Anies.

Baca juga: Jakarta Banjir, Netizen Serbu Tagar #WajahBaruJakarta untuk Sindir Anies

 

"Kalau survei sebelumnya semakin Anies dikritik habis-habisan, orang semakin simpatik kepada Anies. Tapi sekarang dengan banjir, tanpa di-bully pun Anies turun dengan sendirinya," ujarnya.

"Jadi bukan Formula E, bukan buzzer atau lem aibon ya. Hanya banjir yang mengalahkan Anies," imbuh dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bareskrim Gagalkan Peredaran 10.000 Butir Ekstasi, 1 Residivis Narkoba Ditangkap

Bareskrim Gagalkan Peredaran 10.000 Butir Ekstasi, 1 Residivis Narkoba Ditangkap

Nasional
Didakwa Kasus Kepemilikan Senpi Ilegal, Dito Mahendra: Ini Masalah yang Dibesar-Besarkan

Didakwa Kasus Kepemilikan Senpi Ilegal, Dito Mahendra: Ini Masalah yang Dibesar-Besarkan

Nasional
2 Menterinya Dipanggil Jokowi, PKB Bantah Diajak Ikut Dukung Prabowo-Gibran

2 Menterinya Dipanggil Jokowi, PKB Bantah Diajak Ikut Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Airlangga Sebut Wacana Jokowi Pimpin Koalisi Besar Belum Pernah Dibicarakan

Airlangga Sebut Wacana Jokowi Pimpin Koalisi Besar Belum Pernah Dibicarakan

Nasional
KPK Panggil Wakil Ketua MPR Jadi Saksi Korupsi APD Covid-19

KPK Panggil Wakil Ketua MPR Jadi Saksi Korupsi APD Covid-19

Nasional
Bea Cukai Pangkalan Bun Gagalkan Penyelundupan 50 Bungkus Rokok Ilegal

Bea Cukai Pangkalan Bun Gagalkan Penyelundupan 50 Bungkus Rokok Ilegal

Nasional
90 Proyek Strategis Nasional Belum Selesai, Jokowi Tambah 14 Proyek Lagi

90 Proyek Strategis Nasional Belum Selesai, Jokowi Tambah 14 Proyek Lagi

Nasional
Pimpinan Baleg Usul Kegiatan DPR Terpusat di Jakarta, tapi Ditolak Pemerintah

Pimpinan Baleg Usul Kegiatan DPR Terpusat di Jakarta, tapi Ditolak Pemerintah

Nasional
KPK Periksa Eks Dirut Garuda Emirsyah Satar dan 9 Terpidana Korupsi Jadi Saksi Dugaan Pungli di Rutan

KPK Periksa Eks Dirut Garuda Emirsyah Satar dan 9 Terpidana Korupsi Jadi Saksi Dugaan Pungli di Rutan

Nasional
Netralitas Jokowi Disorot dalam Sidang PBB, Airlangga: Itu Biasa ...

Netralitas Jokowi Disorot dalam Sidang PBB, Airlangga: Itu Biasa ...

Nasional
Jokowi Dinilai Coba Antisipasi PKB Jadi Motor Hak Angket

Jokowi Dinilai Coba Antisipasi PKB Jadi Motor Hak Angket

Nasional
Persaingan Cucu-Cicit Soekarno di Pileg 2024: 3 Lolos Senayan, 2 Terancam Gagal

Persaingan Cucu-Cicit Soekarno di Pileg 2024: 3 Lolos Senayan, 2 Terancam Gagal

Nasional
Kasasi Ditolak, Eks Dirjen Kuathan Tetap Dihukum 12 Tahun Penjara di Kasus Satelit Kemenhan

Kasasi Ditolak, Eks Dirjen Kuathan Tetap Dihukum 12 Tahun Penjara di Kasus Satelit Kemenhan

Nasional
Praperadilan Budi Said Ditolak, Kejagung: Penyidik Sesuai Prosedur

Praperadilan Budi Said Ditolak, Kejagung: Penyidik Sesuai Prosedur

Nasional
RUU DKJ Sepakat Dibawa ke Sidang Paripurna DPR, Mendagri Ucapkan Terima Kasih

RUU DKJ Sepakat Dibawa ke Sidang Paripurna DPR, Mendagri Ucapkan Terima Kasih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com