JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Kwartir Nasional Pramuka Budi Waseso mengungkapkan, selama ini kegiatan Pramuka terkendala karena kurangnya dukungan anggaran.
Hal tersebut disampaikan Budi usai bertemu Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Selasa (18/2/2020).
"Permasalahan-permasalahan di Pramuka yang selama ini memang Pramuka terkendala salah satunya dari dukungan anggaran. Karena kan tugas Pramuka adalah membina karakter generasi Pramuka yang akan datang," ujar Budi.
Ia mengatakan, Kwartir Nasional Pramuka tidak mendapatkan anggaran kecuali dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Baca juga: Aset Pramuka Dikuasai Pengurus Lama, Wapres Minta Buwas Tempuh Jalur Hukum
Nilainya pun tidak besar, yakni hanya Rp 6 miliar untuk tahun ini.
Padahal, Pramuka membutuhkan anggaran sebesar Rp 96 miliar untuk dapat mengakomodasi seluruh kegiatannya.
Antara lain untuk tahun ini kegiatan yang akan dilaksanakan adalah rapat kerja nasional (rakernas) dan jambore nasional.
Ditambah lagi, adanya kepemilikan aset Pramuka yang justru dikelola oleh pihak lain.
"Padahal aset tersebut bisa untuk membiayai Pramuka, tapi masih belum bisa (dimanfaatkan) karena sampai saat ini aset-aset itu masih dikuasai oknum-oknum pramuka yang lama, dimiliki untuk kepentingan pribadi," kata dia.
Baca juga: Aset Pramuka Masih Dikuasai Pengurus Lama, Buwas Lapor Wapres Maruf
Selain itu, pihaknya juga terus menyosialisasikan kegiatan-kegiatan Pramuka bagi anak-anak yang tak tertarik lagi.
"Kami akan menyosialisasikan, karena selama ini komunikasi, sosialisasi yang kurang jadi anak-anak SD, SMP dia tidak tahu Pramuka yang sebenarnya seperti apa," kata dia.
Beberapa program antara lain sudah ditayangkan melalui akun YouTube dan situs Pramuka untuk memberi pengetahuan tentang Pramuka kepada anak-anak.
Meski belum memiliki data secara menyeluruh, kata dia, akan tetapi sejauh ini pihaknya memiliki data bahwa anggota Pramuka yang ada di Indonesia berjumlah 25 juta orang dari total jumlah di seluruh dunia yang mencapai 55 juta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.