JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Fajar Adi Nugroho menyayangkan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang menyebut dokumen berisi 57 nama tahanan politik dan 243 korban sipil yang tewas di Nduga, Papua, tak jelas.
"Pernyataan (soal) data yang tidak jelas menambah serangkaian pernyataan yang tidak patut untuk disampaikan," ujar Fajar ketika dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (18/2/2020).
Fajar lantas menyinggung pernyataan Mahfud sebelumnya soal dokumen yang disampaikan aktivis Veronica Koman.
Menurut dia, pernyataan semacam itu tak patut disampaikan oleh pejabat negara yang seharusnya mengedepankan kepentingan rakyat dan kemanusiaan.
Baca juga: Mahfud MD Sebut Isi Laporan BEM UI Berisikan Daftar Nama Orang Tak Jelas
Fajar mengatakan, pihaknya menyerahkan tiga lembar dokumen kepada Mahfud yang berisi data tahanan politik dan korban tewas di Nduga.
Ia menegaskan, nama-nama yang ada pada dokumen tersebut bukan sekadar huruf dan tulisan.
"Mereka adalah warga negara yang selayaknya mendapatkan perlindungan dari negara," ucap dia.
Bahkan, saat penyerahan dokumen itu, Mahfud menyatakan akan menindaklanjuti dan meneruskan kepada Presiden Joko Widodo.
Fajar juga menyinggung pernyataan Mahfud soal data yang disebut pasti sudah dimiliki oleh polisi.
"Kalau polisi sudah punya datanya, lalu apa yang kini sejatinya telah dilakukan atas dampak dari operasi militer di Nduga Kami menunggu bukti konkret pemerintah pusat dalam menyelesaikan kasus ini," kata Fajar.
Baca juga: Mahfud MD Heran Dokumen BEM UI soal Papua Hanya Dua Lembar
Sebelumnya, Mahfud MD menganggap dokumen yang diberikan BEM UI perihal daftar nama 57 tahanan politik dan 243 korban sipil yang tewas di Nduga, Papua, tak jelas.
"Itu endak ada apa-apanya, dokumennya hanya ini lho. Coba di close up ini, hanya ini lho kalau, cuman kayak begini, nih," ujar Mahfud sembari menunjukan lembar dokumen usai menghadiri forum diskusi di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2020).
"Ini daftar nama orang yang tidak jelas, pasti polisi sudah punya kalau yang kayak gini, tetapi kita anggap ini sebagai informasi baru," ucap Mahfud.
Ia menilai, menilai dokumen tersebut tak ubahnya semacam sketsa daftar nama. Sayangnya, kata dia, daftar nama tersebut tidak diperkuat dengan pelengkap identitas.
"Tidak ada apa-apanya, tidak lebih dari ini, apakah ini sampah, tidak juga, nanti akan dipelajari. Cuma anda harus tahu, hanya ini yang ditipkan di UI," kata Mahfud.
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM) UI menyerahkan laporan soal 57 tahanan politik dan 243 korban sipil yang tewas di Nduga, Papua kepada Menko Polhukam Mahfud MD, Senin (17/2/2020).