JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Malik Mahmud Al Haythar menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (13/2/2020).
Dalam pertemuan tersebut, Malik menyampaikan sejumlah nota kesepahaman yang belum dijalankan negara kepada para eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) berupa pembagian tanah.
"Kami beri masukan kepada beliau bahwa perdamaian Aceh sudah berlalu 15 tahun, ada beberapa poin di MoU yang belum selesai. Kami harap supaya pemerintah selesaikan semuanya supaya berjalan dengan baik," kata Malik seusai pertemuan.
Baca juga: Ulang Tahun GAM, Bendera Bulan Bintang Sempat Berkibar di Lhokseumawe
"Di antaranya masalah tanah yang dijanjikan pada kombatan, dan juga ada masalah pemda yang belum selesai, masalah perekonomian yang belum lagi selesai. Ini yang harus saya minta supaya diperhatikan bersama bagaimana untuk selesaikan semuanya," lanjut dia.
Selain itu, Malik juga membahas persoalan investasi dengan Jokowi. Ia mengatakan, masih ada kesalahpahaman antara pemerintah pusat dan Pemprov Aceh terkait investasi.
Ia menilai permasalahan tersebut harus segera diselesaikan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Aceh.
Baca juga: Panglima Militer AD Thailand Kunjungi Aceh, Puji Penanganan Indonesia soal Konflik GAM
Ia menambahkan, respons yang diberikan Jokowi dalam pertemuan tersebut sangat positif. Bahkan, rencananya Jokowi akan mengunjungi Aceh pada 22 Februari.
"Saya dengar begitu. Tanggal 22 (ke Aceh). Saya dengar tadi diinstruksikan supaya kita pelajari, nanti kita akan duduk bersama. Mungkin tiga bulan sekali (berkomunikasi) untuk menyelesaikan apa yang harus diselesaikan," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.