BPS mentargetkan, survei penduduk dengan metode online ini bisa diikuti 22 persen warga Indonesia.
Hal ini mempertimbangkan kondisi literasi digital masyarakat Indonesia yang belum merata.
"Perkiraan kita cek literasi dari masyarakat yang menggunakan internet berapa persen, lalu daerah perkotaan, lalu wilayah timur Indonesia. Untuk di Papua, kita targetkan tidak sepenuhnya online," tutur Margo.
Akan tetapi, BPS juga menyediakan alternatif cara lain jika warga tidak bisa menggunakan cara online.
Cara tersebut masuk ke dalam tahapan kedua sensus yang dijadwalkan digelar Juli 2020.
Pada tahapan kedua ini, petugas sensus BPS akan mendatangi rumah-rumah warga.
"Sebab kan ada juga kemungkinan individu yang data NIK dan KK nya tidak tersedia (di database kependudukan) sehingga belum bisa ikut mengisi data secara online itu. Jadi kalau sensus secara online berhasil, maka bulan Juli akan sedikit pekerjaan tersisa," ungkap Margo.
Lebih lanjut Margo menjelaskan bahwa metode yang digunakan dalam SP 2020 ini adalah metode kombinasi.
Baca juga: Dimulai 15 Februari, Ini Tahapan Sensus Penduduk 2020
Lewat metode ini, BPS menggunakan basis data kependudukan dari Dukcapil Kemendagri.
Sehingga, data Dukcapil ini merupakan modal awal yang mempermudah pemutakhiran data.
Adapun data kependudukan yang digunakan yakni data Dukcapil Kemendagri per semester I 2019 yang tercatat sebanyak 266.534.836 jiwa.
Margo mengungkapkan SP 2020 dilakukan dengan melibatkan 340.365 petugas cacah jiwa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.