JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan Survei Penduduk (SP) 2020 tidak menyulitkan masyarakat.
Pihaknya sudah merancang agar sistem survei juga bisa diikuti warga secara online.
"Untuk yang metode online itu, tujuan besarnya adalah memberi kesempatan kepada warga yang sibuk dan mobilitasnya tinggi agar bisa berpartisipasi dalam sensus kependudukan," ujar Margo di Kantor Kemenkominfo, Kamis (13/2/2020).
BPS memberikan kesempatan mengisi survei secara online pada 15 Februari hingga 31 Maret 2020.
Baca juga: Berbasis Data Dukcapil, BPS Gelar Sensus Penduduk 2020
Dengan begitu, pemerintah tetap memberikan pelayanan fasilitas survei kepada warga yang sibuk.
"Lantas bagaimana caranya? Caranya dengan memasukkan NIK dan KK yang dimiliki warga lewat laman www.sensus.bps.go.id," lanjut Margo.
Setelah itu, warga juga diminta membuat password sendiri di laman tersebut.
Margo menyarankan warga mengikuti semua petunjuk yang ada di dalam laman.
"Sehingga, seterusnya masyarakat bisa memasukkan data individu dan keluarganya dari laman itu, " tegasnya.
Untuk memperlancar pengisian survei secara online, Margo mengimbau warga menyiapkan data kependudukan yang ada.
Setidaknya, warga harus menyiapkan data Nomor Induk Kependudukan (NIK), data yang ada pada Kartu Keluarga (KK) dan akte kelahiran.
Margo juga menyarankan warga menyiapkan data lain yang diperlukan, misalnya akta nikah, surat cerai dan sebagainya sesuai status administrasi kependudukan saat ini.
"Jadi semuanya sederhana prosesnya. Tinggal ikuti yang ada di laman, " tutur Margo.
Lebih lanjut Argo menjelaskan pemerintah sudah memberikan dukungan server untuk survei penduduk dengan metode online.
Selain itu, metode online juga dibantu penguatan keamanan data oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
BPS mentargetkan, survei penduduk dengan metode online ini bisa diikuti 22 persen warga Indonesia.
Hal ini mempertimbangkan kondisi literasi digital masyarakat Indonesia yang belum merata.
"Perkiraan kita cek literasi dari masyarakat yang menggunakan internet berapa persen, lalu daerah perkotaan, lalu wilayah timur Indonesia. Untuk di Papua, kita targetkan tidak sepenuhnya online," tutur Margo.
Akan tetapi, BPS juga menyediakan alternatif cara lain jika warga tidak bisa menggunakan cara online.
Cara tersebut masuk ke dalam tahapan kedua sensus yang dijadwalkan digelar Juli 2020.
Pada tahapan kedua ini, petugas sensus BPS akan mendatangi rumah-rumah warga.
"Sebab kan ada juga kemungkinan individu yang data NIK dan KK nya tidak tersedia (di database kependudukan) sehingga belum bisa ikut mengisi data secara online itu. Jadi kalau sensus secara online berhasil, maka bulan Juli akan sedikit pekerjaan tersisa," ungkap Margo.
Lebih lanjut Margo menjelaskan bahwa metode yang digunakan dalam SP 2020 ini adalah metode kombinasi.
Baca juga: Dimulai 15 Februari, Ini Tahapan Sensus Penduduk 2020
Lewat metode ini, BPS menggunakan basis data kependudukan dari Dukcapil Kemendagri.
Sehingga, data Dukcapil ini merupakan modal awal yang mempermudah pemutakhiran data.
Adapun data kependudukan yang digunakan yakni data Dukcapil Kemendagri per semester I 2019 yang tercatat sebanyak 266.534.836 jiwa.
Margo mengungkapkan SP 2020 dilakukan dengan melibatkan 340.365 petugas cacah jiwa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.