JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memanfaatkan 1,2 juta pendamping yang tersebar di desa dan kota untuk mempercepat proses penurunan stunting.
"BKKBN harus bekerja keras melakukan sosialisasi ke masyarakat, memberikan bimbingan, dan memanfaatkan pendamping," ujar Ma'ruf seusai membuka rapat kerja nasional (rakernas) BKKBN di Kantor BKKBN, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (12/2/2020).
Baca juga: Wapres Minta BKKBN Pastikan Pertumbuhan Penduduk Seimbang dan Berkualitas
"Pendampingnya ada 1,2 juta itu saya kira dimanfaatkan secara efektif dan diharapkan bisa mempercepat proses penurunan stunting," lanjut dia.
Dalam sambutannya, Ma'ruf mengatakan, pemerintah telah menetapkan target yang sangat ambisius untuk menurunkan stunting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 hingga 14 persen pada akhir tahun 2024.
Untuk dapat menurunkan angka tersebut, kata dia, bukanlah pekerjaan mudah karena butuh kontribusi dan kerja keras dari semua pihak.
"Saat ini kita menghadapi tantangan besar terkait dengan prevalensi anak kerdil atau stunting," kata dia.
Baca juga: BKKBN Ungkap Faktor-faktor Sulitnya Berantas Stunting
Meski telah terjadi penurunan prevalensi balita sunting dari 37,2 persen pada 2013 menjadi 27,67 persen pada 2019, tetapi angkanya masih tergolong tinggi.
Sebab, kata dia, hampir satu dari tiga anak balita mengalami stunting.
Kendati demikian, Ma'ruf tetap optimistis bahwa target tersebut akan tercapai meski tergolong ambisius.
"Saya kira harus optimistis, makanya ditetapkan 14 persen. Walaupun dikatakan ambisius, tapi itu untuk memicu kita supaya bekerja keras walau standar global itu cuma 20 persen," terang dia.
Baca juga: Wapres: Turunkan Stunting Hingga 14 Persen Berat, Kita Harus Kerja Keras
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, pihaknya memiliki tenaga lapangan hingga 23.000 orang dan memiliki kader 1,2 juta orang yang tersebar di desa dan kota.
"Kader-kader tersebut siap mendampingi pencegahan stunting, ibu hamil, dan 1.000 hari kehidupan pertama," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.