Perusahaan ini bertugas melakukan penjualan ekspor produk dan jasa militer serta dual use ke luar negeri dan merupakan bagian integral dari Ukroboronprom.
Ukroboronprom adalah payung gabungan industri militer di Ukraina (the full Ukrainian defence-industrial complex) untuk ekspor ke luar negeri.
SPETS juga menjadi perusahaan kedua terbesar dalam trade turnover dan merupakan exporter berpengalaman di Ukraina yang beroperasi sejak 2000.
Baca juga: Prabowo Ingin Impor Alutsista, Jokowi Akan Bahas di Rapat Terbatas
Perusahaan ini memiliki jaringan dan akses ke 120 perusahaan negara dan 70 perusahaan swasta manufaktur, 35 biro desain, serta 30 pusat riset baik milik pemerintah maupun swasta.
Dengan begitu, tentu SPETS memiliki akses ke berbagai industri militer dan produk militer di Ukraina, seperti RPG, kendaraan tempur, serta servis, seperti perbaikan pertahanan udara, salah satunya adalah Anti-Aircraft Gun (AAG) S-60.
Adapun, penandatanganan kerja sama ini turut disaksikan Duta Besar RI untuk Ukraina, Armenia dan Georgia, Yuddy Chrisnandi, dan Dirtekindhan Kemhan Laksma TNI Sriyanto.
Baca juga: Taktik Prabowo Modernisasi Alutsista TNI: Diplomasi Pertahanan hingga ke 7 Negara
Sementara itu, di kesempatan lain, Wamenhan menyaksikan pula kerja sama PT Pindad dengan salah satu pembuat kendaraan tempur (ranpur) Ukraina Practica, di Kiev, Jumat (7/2/2020).
Kerja sama tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memperkuat kemampuan PT Pindad dalam menjadi pemain utama di industri pertahanan lokal dan global.
“Saya harapkan Pindad serius melaksanakan rencananya untuk mampu membuat ranpur dengan kualifikasi yang mampu bersaing di pasar global,” harapnya.
“Saya akan kawal implementasinya, karena ini bagian dari misi presiden agar industri pertahanan bisa memproduksi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) secara mandiri,” tegasnya.
Baca juga: Prabowo Temui Menhan Prancis, Bahas soal Alutsista dan Industri Pertahanan
Usai penandatanganan kerja sama, Sakti mendapatkan kesempatan melakukan uji coba kekuatan dengan menggunakan senjata api terhadap bahan pembuatan ranpur, yaitu berupa plat baja dan kaca anti peluru.
Setelah itu dilanjutkan dengan uji coba mengendarai ranpur Mozak II di jalan raya untuk memastikan kecepatan dan suspensi.
“Ranpur ini layak dikembangkan untuk tentara kita. Semoga Pindad sudah bisa datangkan satu unit untuk acara parade di HUT TNI pada Oktober mendatang,” harapnya.
Sementara itu, Abraham menambahkan, ruang lingkup dari kerja sama dengan Practica dalam rangka produksi dan pengembangan bersama antara dua perusahaan.
Baca juga: Kenaikan Anggaran Pertahanan Dinilai Tak Beriringan dengan Peningkatan Alutsista