JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengaku sudah memprediksi jika Presiden Donald Trump akan lolos dari pemakzulan Senat Amerika Serikat (AS).
"Itu kan mudah diprediksi, saya yang termasuk memprediksi bahwa itu pasti lolos," ujar Fadli usai menghadiri perayaan HUT ke-12 Partai Gerindra di kantor DPP Partai Gerindra, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2020).
Fadli mengatakan, ketepatan prediksinya dengan melihat hitung-hitungan suara di Senat.
Fadli juga menyoroti reaksi Ketua DPR AS Nancy Pelosi yang merobek kertas pidato Trump.
Baca juga: Pemakzulan Trump: Dimulai dari Percakapan Telepon, Berakhir dengan Kebebasan
Menurutnya, apa yang dilakukan Nancy merupakan hal biasa dalam demokrasi di Negeri Paman Sam tersebut.
"Itulah demokrasi, no hard feelings. Jangan sebentar-sebentar laporin, baperan, dan sebagainya. Kalau dikritik, kadang-kadang kritiknya mengarah ke penghinaan, biasa-biasa sajalah," tegas Fadli.
Seperti sudah diprediksi, Senat AS meloloskan Presiden Donald Trump dari tuduhan pemakzulan yang menimpa dirinya pada Desember 2019.
Hakim Ketua Mahkamah Agung John Roberts membebaskan dia dari dakwaan penyalahgunaan kekuasaan, dan upaya menghalangi penyelidikan Kongres.
Baca juga: Trump Lolos dari Pemakzulan, Ketua DPR AS: Dia Tetap Jadi Ancaman Demokrasi Amerika
Dilansir AFP Rabu (5/2/2020), Trump lolos dari pemakzulan dengan perbandingan 52-48 untuk artikel pertama, dan 53-47 terkait dakwaan pemakzulan kedua.
Hanya Senator Utah, Mitt Romney, dikenal sebagai musuh lama Trump, memutuskan untuk memberikan suaranya di dakwaan pertama. Dia tak mendukung pasal kedua.
"Dua per tiga senator tidak menemukan dia bersalah ata dakwaan yang disajikan. Karena itu, Donald John Trump, dibebaskan," kata Roberts.
Pasal pertama merujuk kepada upaya sang presiden untuk menahan bantuan militer Ukraina, agar mereka menyelidiki calon rivalnya di Pilpres AS 2020, Joe Biden
Kemudian pasal kedua menitikberatkan bagaimana presiden 73 tahun itu menghalangi upaya DPR AS dalam memanggil saksi atau meminta bukti dari Gedung Putih.
Baca juga: Sah! Senat AS Loloskan Trump dari Pemakzulan
Menyusul putusan itu, suami Melania itu berkicau di Twitter akan memberikan pernyataan pada Kamis (6/2/2020), untuk "mendiskusikan kemenangan negara atas hoaks pemakzulan".
Gedung Putih menyebut impeachment itu "upaya perburuan penyihir hak proses persidangannya, dan didasarkan atas serangkaian kebohongan".
Washington juga menyerukan "pembalasan" atas oposisi Demokrat yang memakzulkan presiden.
Menyebutnya berusaha meralat hasil Pilpres AS 2016 dan mengintervensi pilpres 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.