Perempuan yang bercita-cita ingin menjadi dokter itu harus merelakan cita-citanya kandas di tengah jalan demi mengikuti keinginan ayahnya bergabung dengan kelompok teroris yang tidak diketahuinya.
Sehari-hari, Nada mengaku melihat kekejaman kelompok ISIS dalam membantai musuh-musuh mereka. Bahkan, tak jarang hal itu dilakukan di pinggir jalan agar seluruh orang dapat melihatnya.
Meski dijerumuskan oleh ayahnya sendiri, Nada mengaku, tetap memaafkannya. Baginya, setiap orang dapat melakukan kesalahan.
"Dia sudah meminta maaf kepada saya tentang apa yang dia lakukan. Dia sudah meminta maaf dan berusaha memperbaiki kesalahannya. Tapi dia tidak bisa melakukan apa pun karena dia dipenjara," kata Nada.
Baca juga: 47 dari 600 WNI Eks ISIS yang Akan Dipulangkan Pemerintah Berstatus Tahanan
Ia pun berharap suatu saat dapat kembali pulang ke Indonesia, dan orang-orang yang ada di sekitarnya dapat menerimanya kembali dan memaafkannya.
Sementara itu, ayah Nada, Aref mengaku langkahnya membawa seluruh keluarganya ke Suriah adalah sebuah kesalahan besar.
"Semua orang pernah berbuat salah dalam hidup. Dan ini adalah kesalahan terbesar yang pernah saya lakukan," ucapnya.
Hingga kini, ia mengaku, tidak ada satu pun pihak dari Pemerintah Indonesia yang berusaha untuk menemuinya.
"Saya tidak tahu. Tidak ada satu pun orang Indonesia yang mendatangi saya dan berbicara kepada saya," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.