Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidayat Nur Wahid Klaim PKS Punya Andil dalam Proses Evakuasi WNI dari Wuhan

Kompas.com - 04/02/2020, 21:59 WIB
Tsarina Maharani,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid menyatakan PKS merupakan partai yang rajin menyampaikan kritik Presiden Joko Widodo dalam berbagai urusan bernegara.

Menurutnya, PKS bahkan merupakan partai yang mengingatkan pemerintah terkait evakuasi WNI dari Kota Wuhan, China, yang jadi sumber penyebaran virus corona.

"Semula tidak ada opsi pemerintah melakukan evakuasi. Tegas disampaikan Menko Polhukam. Bahkan sebelumnya ada yang mengatakan sudah mengirimkan logistik dan masker. Bahkan Pak Jokowi sempat menyampaikan bagaimana evakuasi, karena itu dikunci," kata Hidayat dalam peluncuran buku 'Kami Oposisi' karya politikus PKS Mardani Ali Sera, di DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2020).

Baca juga: Wabah Virus Corona, PKS Minta Pemerintah Segera Evakuasi WNI dari Wuhan

Hidayat menyatakan PKS mengingatkan pemerintah agar melaksanakan tugas yang tertuang dalam UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia.

"Kami Fraksi PKS dengan sangat terbuka menyampaikan kritik. Mengingatkan Indonesia agar melaksanakan UUD," tuturnya.

Apalagi, kata dia, UU tentang Hubungan Luar Negeri juga mengatur bahwa negara mesti memulangkan WNI yang dalam kondisi darurat di suatu negara.

Baca juga: Pasca-Evakuasi WNI dari Wuhan, Lokasi Karantina hingga Hoaks Virus Corona

Hidayat pun mengaku sempat heran dengan alasan-alasan yang diungkapkan pemerintah untuk menunda pemulangan WNI dari Wuhan.

"Masa AS yang katanya musuh dagang china diperbolehkan evakuasi, tapi Indonesia yang katanya sahabat China tidak diizinkan. Alhamdulillah melalui beragam kritik, Pak Jokowi melakukan evakuasi," ujar Hidayat.

Ia menegaskan PKS akan setia menjadi oposisi pemerintah.

Baca juga: Ini Alasan Pemerintah Turut Evakuasi 1 WNA dari Wuhan ke Natuna

Hidayat menyatakan PKS turut membangun bangsa, meski berada di luar kabinet pemerintahan.

"Oposisi memang diperlukan untuk menjaga harkat dan martabat Indonesia, baik dalam perlindungan kedaulatan warga maupun NKRI. Makanya Pak Mardani menyuarakan #kamioposisi yang merupakan sikap PKS," kata dia.

Diberitakan, pemerintah melakukan evakuasi WNI yang ada di Kota Wuhan, Hubei, China.

Pada Minggu (2/2/2020), 238 WNI tiba di Batam dan dikirim ke pusat observasi di Natuna, Kepulauan Riau. Mereka menjalani masa karantina selama dua minggu atau 14 hari.

Baca juga: Soal Sumber Dana Evakuasi WNI dari Wuhan, Ini Kata Sri Mulyani

Belakangan diketahui, ada satu WNA di antara 238 orang yang dievakuasi tersebut.

"Iya benar ada satu WNA," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin (3/2/2020).

Menurut data dari Kemenlu, WNA itu merupakan suami dari salah satu WNI yang kini menjalani karantina di Natuna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com