JAKARTA, KOMPAS.com - Wabah virus corona yang terjadi di Wuhan, Provinsi Hubei, China menyebabkan kekhawatiran di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Terlebih saat ini Organisasi Kesehatan Dunia, WHO telah menetapkan status darurat dunia untuk serangan virus bernama Novel Corona atau 2019-nCoV itu.
Keresahan dunia atas wabah tersebut juga menyinggung ekonomi Tanah Air.
Baca juga: Virus Corona Belum Berdampak ke Ekonomi RI, BKPM Tunggu hingga 2 Bulan
Apalagi China merupakan salah satu negara yang memiliki hubungan ekonomi cukup erat dengan Indonesia.
Ekonomi Indonesia Tak Terganggu
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, wabah yang telah merenggut 362 orang di wilayah Wuhan itu tak akan terlalu mengganggu perekonomian Indonesia.
Hal tersebut dikarenakan 56 persen perekonomian Indonesia bergantung pada pasar domestik.
Sementara, ekspor Indonesia yang terbesar bukan dilakukan ke China.
"Sebanyak 56 persen ekonomi kita tergantung pasar domestik dan ekspor kita itu bukan ke China yang terbesar. Jadi itu yang membuat kita optimistis (ekonomi tak terganggu gara-gara corona)," ujar Airlangga dalam acara Seminar Nasional bertajuk Membangun Optimisme dan Peluang di Tengah Ketidakpastian di Wisma Antara, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020).
Baca juga: Menko Airlangga Sebut Virus Corona Tak Ganggu Ekonomi RI, Ini Alasannya
Airlangga mengatakan, Indonesia melakukan ekspor besar ke pasar tradisional yang ada di Amerika, Eropa, termasuk Australia.
Oleh karena itu, kata dia, terkait wabah virus corona tersebut perekonomian Indonesia tak akan terlalu terpengaruh.
Namun, apabila Indonesia mengurangi impor dari China akibat hal itu, kata dia, maka Indonesia akan mengalami pengurangan defisit impor dari China.
"Soal ini, kami carikan alternatifnya," kata Airlangga Hartarto.
"Jadi kuncinya adalah pasar domestik kita perkuat dan ekspor market kita di luar China harus didorong sambil cari impor substitusi," ujar dia.
Pariwisata Indonesia Terpengaruh
Namun Airlangga juga mengakui, munculnya kasus virus corona justru akan sangat berdampak pada sektor pariwisata.
"Tourism itu adalah yang pertama terpukul oleh virus corona. Tentu efeknya ke Indonesia," ujar Airlangga.
Baca juga: Menko Perekonomian Akui Virus Corona Berdampak terhadap Pariwisata Indonesia
Menurut dia, dampak virus corona berpengaruh terhadap turunnya jumlah wisatawan asal China.
Di sejumlah daerah wisatawan China merupakan penyumbang wisatawan terbesar.
"Tourism (dari) China sangat berpengaruh di beberapa daerah, seperti di Sulawesi Utara maupun di Kepulauan Riau, demikian pula di Bali," kata Airlangga.
Airlangga mengatakan, hal tersebut dapat terlihat dari langkah Pemerintah China yang langsung menghentikan seluruh kegiatan warga mereka, terutama yang berada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei.
Bahkan, China langsung melakukan lockdown atau isolasi sehingga masyarakat di Kota Wuhan dilarang meninggalkan kota atau bepergian ke luar kota.
Menurut dia, negara-negara lainnya seperti Singapura juga telah membatasi dan melarang orang-orang yang bepergian ke China.
Indonesia sendiri saat ini telah menutup penerbangan dari dan ke China terkait dengan wabah virus corona.
Selain itu, Pemerintah Indonesia juga telah menghentikan sementara fasilitas bebas visa dan visa on arrival bagi warga negara China.
Baca juga: Sri Mulyani: Virus Corona Berdampak ke Sektor Pariwisata, tetapi..
Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Perhubungan untun Urusan Ekonomi dan Investasi Wihana Kirana Jaya mengatakan, Menteri Perhubungan telah sepakat menghentikan penerbangan dari dan ke China.
Ia mengatakan, sudah banyak wisatawan China yang akan datang ke Indonesia dibatalkan penerbangannya.
"Pembatalan wisatawan China sudah banyak sekali, ke Bali, Borobudur dan lainnya. Artinya penumpang, pesawat sudah dibatalkan tidak ada lagi dampak, efek bagi para pengelola yang terlibat langsung dan tak langsung," kata dia.
Tidak hanya pariwisata, Indonesia pun terdampak dalam sektor migas. Ini termasuk demand atau permintaan dari minyak untuk China yang turun hingga 20 persen.
"Dua puluh persen itu jumlahnya besar dan ini, tentu kita melihat berapa sebetulnya efeknya selain pada pariwisata," kata dia.
Baca juga: Pemerintah Disarankan Tunggu WHO sebelum Buka Lagi Jalur Penerbangan dari China
Tunggu 2 Bulan
Sementara itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) belum melihat adanya dampak ekonomi terhadap Indonesia atas wabah virus corona yang melanda Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Namun, dampak tersebut akan tampak terhadap perekonomian Tanah Air apabila wabah virus corona berlangsung cukup lama.
"Kalau ditanya dampaknya secara langsung, sekarang belum, tapi kalau ini bertahan terus sampai dua-tiga bulan otomatis ada dampaknya," ujar Kepala BKPM Bahlil Lahadalia usai acara Seminar Nasional bertajuk Membangun Optimisme dan Peluang di Tengah Ketidakpastian di Wisma Antara, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020).
Baca juga: Virus Corona Belum Berdampak ke Ekonomi RI, BKPM Tunggu hingga 2 Bulan
Bahlil mengatakan, saat ini pihaknya tengah menghitung seberapa besar dampak yang mungkin akan ditimbulkan apabila wabah virus corona ini tak berakhir dalam waktu dekat.
Tidak hanya dampak terhadap ekonomi Tanah Air, kata dia, tapi juga terhadap realisasi investasi dari China pun perlu dikaji lagi jika dalam dua bulan tak berakhir.
"Kecil atau besar saya belum memutuskan, tapi dampaknya ada. Namun sampai sekarang belum (mengganggu ekonomi)," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.