Namun Airlangga juga mengakui, munculnya kasus virus corona justru akan sangat berdampak pada sektor pariwisata.
"Tourism itu adalah yang pertama terpukul oleh virus corona. Tentu efeknya ke Indonesia," ujar Airlangga.
Baca juga: Menko Perekonomian Akui Virus Corona Berdampak terhadap Pariwisata Indonesia
Menurut dia, dampak virus corona berpengaruh terhadap turunnya jumlah wisatawan asal China.
Di sejumlah daerah wisatawan China merupakan penyumbang wisatawan terbesar.
"Tourism (dari) China sangat berpengaruh di beberapa daerah, seperti di Sulawesi Utara maupun di Kepulauan Riau, demikian pula di Bali," kata Airlangga.
Airlangga mengatakan, hal tersebut dapat terlihat dari langkah Pemerintah China yang langsung menghentikan seluruh kegiatan warga mereka, terutama yang berada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei.
Bahkan, China langsung melakukan lockdown atau isolasi sehingga masyarakat di Kota Wuhan dilarang meninggalkan kota atau bepergian ke luar kota.
Menurut dia, negara-negara lainnya seperti Singapura juga telah membatasi dan melarang orang-orang yang bepergian ke China.
Indonesia sendiri saat ini telah menutup penerbangan dari dan ke China terkait dengan wabah virus corona.
Selain itu, Pemerintah Indonesia juga telah menghentikan sementara fasilitas bebas visa dan visa on arrival bagi warga negara China.
Baca juga: Sri Mulyani: Virus Corona Berdampak ke Sektor Pariwisata, tetapi..
Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Perhubungan untun Urusan Ekonomi dan Investasi Wihana Kirana Jaya mengatakan, Menteri Perhubungan telah sepakat menghentikan penerbangan dari dan ke China.
Ia mengatakan, sudah banyak wisatawan China yang akan datang ke Indonesia dibatalkan penerbangannya.
"Pembatalan wisatawan China sudah banyak sekali, ke Bali, Borobudur dan lainnya. Artinya penumpang, pesawat sudah dibatalkan tidak ada lagi dampak, efek bagi para pengelola yang terlibat langsung dan tak langsung," kata dia.
Tidak hanya pariwisata, Indonesia pun terdampak dalam sektor migas. Ini termasuk demand atau permintaan dari minyak untuk China yang turun hingga 20 persen.
"Dua puluh persen itu jumlahnya besar dan ini, tentu kita melihat berapa sebetulnya efeknya selain pada pariwisata," kata dia.
Baca juga: Pemerintah Disarankan Tunggu WHO sebelum Buka Lagi Jalur Penerbangan dari China