Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/02/2020, 20:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Indonesia Indicator, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto paling banyak dibicarakan warganet (netizen) di media sosial, khususnya Twitter dalam 100 hari kinerja Kabinet Indonesia Maju.

Indonesia Indicator (I2) merupakan perusahaan intelijen media dengan menggunakan piranti lunak artificial intelligence (AI) dalam risetnya.

Berdasarkan hasil riset itu, sepanjang 20 Oktober 2019 hingga 24 Januari 2020, ada lima nama menteri yang banyak dibicarakan netizen di media sosial Twitter.

Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, Rustika Herlambang, menyebutkan, lima menteri itu, yakni Menhan Prabowo Subianto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menko Polhukam Mahfud MD, Mendagri Tito Karnavian, dan Menag Fachrul Razi.

"Namun, jarak percakapan antara Prabowo dengan menteri lainnya relatif besar," kata Rustika dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/2/2019).

Baca juga: 100 Hari Jokowi-Maruf: Prabowo dan Fokus Pertahanan RI

Ia memaparkan, Menhan Prabowo Subianto menjadi tokoh kontroversial yang paling banyak dibicarakan netizen.

Rival Presiden Jokowi pada Pilpres 2019 itu diperbincangkan netizen sebanyak 710.968 kicauan yang kemudian direspons netizen lainnya hingga mencapai 1.781.945 aktivitas dalam bentuk retweet, mention, dan reply.

Melalui Social Network Analysis (SNA), dapat terlihat bahwa sebanyak 49,46 persen netizen bersikap netral atas berbagai aktivitas dan kebijakan Prabowo dan tidak secara langsung memihak kepada Prabowo.

Polarisasi masa pilpres masih terasa meskipun sudah mulai menurun.

"Terdapat 28,12 persen akun oposisi yang masih mendukung Prabowo dan terdapat 14,61 persen akun pro-pemerintah yang sebelumnya bukan pendukung Prabowo. Kedua kelompok akun ini tidak saja hanya memberi dukungan, namun juga sesekali terlihat menyindir Prabowo," papar Rustika.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir tercatat menjadi figur menteri yang paling banyak mendapatkan dukungan dari warganet.

Nama Erick Thohir di-tweet warganet sebanyak 401.585 kali yang kemudian direspons netizen lainnya hingga 1.362.620 aktivitas dalam bentuk reply, retweet, dan mention.

Menurut Rustika, keberhasilan Erick mengusut permasalahan di PT Garuda menjadi faktor utama.

"Netizen menunggu-nunggu dan mengharapkan Erick Thohir mengusut permasalahan di tubuh BUMN lainnya, terutama terkait masalah Jiwasraya," kata Rustika.

Baca juga: 100 Hari Jokowi-Maruf, Erick Thohir-Mahfud MD Jadi Menteri Terpegah dan Tervokal

Menko Polhukam Mahfud MD, menurut Rustika, juga tercatat menjadi tokoh kontroversial yang peta netizen-nya hampir sama dengan Prabowo Subianto.

Nama Mahfud ada di kicauan netizen sebanyak 361.348 kali yang kemudian direspons hingga 1.701.051 aktivitas karena banyak diantaranya kontroversial.

Posisi Mahfud sebagai tokoh netral saat masa pilpres menjadi faktor utama besarnya jumlah netizen yang memberi perhatian kepadanya.

Sebanyak 40,55 persen akun mengapresiasi langkah Mahfud MD. Namun, 36,13 persen akun sering kali menyindir Mahfud.

Sindiran yang dominan muncul menyinggung Mahfud sebagai tokoh yang dianggap berubah dari sebelumnya adalah tokoh yang beberapa kali mengkritik pemerintah.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian tercatat berada di posisi keempat menteri yang paling banyak dibicarakan netizen di Twitter.

Mantan Kapolri itu di-tweet sebanyak 148.516 kali. Tito menjadi tokoh yang kontroversial dan beberapa kali masuk dalam isu-isu besar terutama berkaitan dengan Anies Baswedan, Novel Baswedan, dan Papua, sehingga meningkatkan jumlah perhatian netizen kepadanya.

Sebanyak 52,15 persen warganet, menurut Rustika, terlihat aktif mendukung kebijakan Tito. Namun, ada 23,32 persen netizen terlihat menyindir Tito.

Sindiran yang muncul secara dominan adalah terkait kasus Novel Baswedan yang belum selesai di masanya sebagai kapolri dan terkait Anies Baswedan.

Menteri kelima yang paling banyak dibicarakan netizen adalah Menteri Agama Fachrul Razi.

Nama Fachrul diperbincangkan warganet terkait isu agama yang masih menjadi hal yang sensitif pasca-pelantikan Jokowi-Ma’ruf.

Isu yang mendapat respons besar dari netizen antara lain terkait izin perpanjangan izin FPI, pemulangan Habib Rizieq Sbihab, dan penanggulangan radikalisme dan terorisme.

Secara umum, perbincangan tentang Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf di Twitter mencapai 4.160.835 cuitan dari 311 ribu akun manusia.

"Jumlah kicauan terbanyak berada di Oktober 1,068 juta cuitan dan Desember 2019 1,1 juta cuitan," ujar Rustika.

Percakapan terkait Kabinet Indonesia Maju di Twitter didominasi oleh kaum milenial, yang mencapai 82,3 persen. Sebanyak 40 persen di antaranya adalah kaum Hawa.

Latar belakang sentimen tertentu atau sikap politik sebagai bagian dari suatu komunitas tertentu kerap kali berpengaruh terhadap besar kecilnya perhatian terhadap suatu isu di media sosial Twitter.

Baca juga: Tak Lagi Menteri, Susi Kini Sibuk Urus Bisnisnya

Polarisasi preferensi politik pada pilpres lalu, juga turut masih menjadi salah satu penggerak perdebatan, meskipun secara jumlah sudah mulai berkurang.

Hal inilah yang menjadikan respons di media sosial Twitter terlihat begitu dinamis dan bersaing cukup ketat.

Seperti terlihat dalam temuan respons netizen terhadap Jokowi Ma’ruf. Sebanyak 37 persen warganet memberi respons positif terhadap kinerja Kabinet Indonesia Maju.

Sebanyak 33 persen warganet memberi respons netral dan 30 persen yang memberi respons negatif.

Demikian juga dengan emosi warganet pada 100 hari kinerja Kabinet Indonesia Maju didominasi oleh harapan, masukan, dan kritik.

"Isu terbesar yang dipercakapkan oleh netizen adalah soal banjir Jabodetabek. Perbincangan mengarah pada penanganan banjir yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya Presiden Jokowi. Isu lainnya yang cukup kuat membentuk jejaring percakapan adalah soal penanggulangan radikalisme dan terorisme, kasus Jiwasraya, serta polemik kebijakan para Menteri," ungkap Rustika.

Indonesia Indicator (I2) juga mencatat, ada 10 isu utama di Kabinet Indonesia Maju yang mendapat perhatian dari warganet.

Baca juga: 100 Hari Jokowi-Maruf: Eksperimen Membangun Dinasti Politik...

Isu transformasi ekonomi mendominasi percakapan warganet dengan 93.659 kicauan.

Doa dan harapan netizen untuk Presiden Jokowi berada di posisi kedua dengan 87.131 kicauan.

Penanganan radikalisme dan intoleransi di posisi ketiga dengan 64.530 kicauan. Isu lainnya yang banyak dibicarakan netizen adalah dinamika isu KPK dengan 63.760 kicauan.

Kasus korupsi BUMN menjadi isu kelima yang diperbincangkan netizen dengan 61.244 kicauan.

Lima isu lainnya yang banyak disoroti netizen adalah dinamika isu Papua 57.340 kicauan, isu negatif tentang Cina 55.234 kicauan, sengketa Perairan Natuna 53.362 kicauan, kinerja Ekonomi 52.785 kicauan, dan pemindahan Ibu Kota 44.685 kicauan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mahfud Akui Terima Data 5 Sindikat Perdagangan Orang dari BP2MI: Sudah Diburu

Mahfud Akui Terima Data 5 Sindikat Perdagangan Orang dari BP2MI: Sudah Diburu

Nasional
PDI-P Anggap Proposal Perdamaian Rusia-Ukraina Usulan Prabowo Aneh, Menlu: 'Call' Kita Hentikan Perang

PDI-P Anggap Proposal Perdamaian Rusia-Ukraina Usulan Prabowo Aneh, Menlu: "Call" Kita Hentikan Perang

Nasional
Ganjar Bicara soal Cawapres: Sabar, Masih Akan Dirembuk

Ganjar Bicara soal Cawapres: Sabar, Masih Akan Dirembuk

Nasional
LPSK Beri Perlindungan Darurat ke ABG yang Diperkosa di Parigi Moutong

LPSK Beri Perlindungan Darurat ke ABG yang Diperkosa di Parigi Moutong

Nasional
Wakapolri Gatot Eddy Pramono Akan Pensiun Bulan Ini, Siapa Penggantinya?

Wakapolri Gatot Eddy Pramono Akan Pensiun Bulan Ini, Siapa Penggantinya?

Nasional
Saat Ganjar Membungkuk di Depan Megawati yang Merapikan Kopiahnya...

Saat Ganjar Membungkuk di Depan Megawati yang Merapikan Kopiahnya...

Nasional
BMKG Sebut 28 Persen Wilayah Indonesia Masuk Siaga Karhutla dan Kekeringan

BMKG Sebut 28 Persen Wilayah Indonesia Masuk Siaga Karhutla dan Kekeringan

Nasional
Sukarno dan Nasib Tatanan Dunia Barunya

Sukarno dan Nasib Tatanan Dunia Barunya

Nasional
Jokowi Minta PDI-P Rancang 'Grand Design' Indonesia hingga 13 Tahun Mendatang

Jokowi Minta PDI-P Rancang "Grand Design" Indonesia hingga 13 Tahun Mendatang

Nasional
Dituntut 5 Tahun Penjara, Terdakwa Penyuap Lukas Enembe Sampaikan Pembelaan Jumat Ini

Dituntut 5 Tahun Penjara, Terdakwa Penyuap Lukas Enembe Sampaikan Pembelaan Jumat Ini

Nasional
Usul Anies Segera Umumkan Cawapres, Demokrat Sebut demi Kepastian

Usul Anies Segera Umumkan Cawapres, Demokrat Sebut demi Kepastian

Nasional
Kemendikbud Ristek Belum Siapkan RKP, Komisi X DPR Kritik Sikap Tidak Serius Nadiem Makarim

Kemendikbud Ristek Belum Siapkan RKP, Komisi X DPR Kritik Sikap Tidak Serius Nadiem Makarim

Nasional
Sudah Berusia 61 Tahun, Jenderal Purnawirawan Polri Royke Lumowa Masih Kuat Gowes, Pernah Tempuh Ribuan Kilometer

Sudah Berusia 61 Tahun, Jenderal Purnawirawan Polri Royke Lumowa Masih Kuat Gowes, Pernah Tempuh Ribuan Kilometer

Nasional
Nasdem Minta Anies Tak Dikekang soal Pengumuman Bakal Cawapres

Nasdem Minta Anies Tak Dikekang soal Pengumuman Bakal Cawapres

Nasional
Rusia Apresiasi Proposal Mediasi Prabowo atas Konflik di Ukraina

Rusia Apresiasi Proposal Mediasi Prabowo atas Konflik di Ukraina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com