JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyatakan, kasus terorisme di Indonesia semakin menurun dari tahun ke tahun.
Meski demikian, pemerintah melalui polisi dan TNI tak boleh lalai dalam menghadapi terorisme agar tak semakin bertambah aksinya pada 2020.
"Memang kan kalau dari angka kejadian dari tahun ke tahun menurun ya teror di Indonesia. Dari 2017 ke 2018 turun, ke 2019 turun. Tapi, kan kita tidak boleh lalai karena sekarang pengembangannya berubah," ujar Mahfud di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Baca juga: Indonesia Peringkat Ke-35 dari 138 Negara yang Terdampak Terorisme
Pada 2018, tercatat kasus terorisme terjadi sebanyak 19 aksi dengan jumlah pelaku sebanyak 395 orang.
Sementara itu, pada 2019 tercatat kasus terorisme sebanyak sembilan aksi dengan jumlah pelaku sebanyak 297 orang.
Meski terjadi penurunan aksi, Mahfud mengatakan, yang perlu diwaspadai saat ini ialah meningkatnya kecanggihan transaksi keuangan terorisme antarnegara.
Baca juga: PPATK Sebut Inovasi Keuangan Digital Perbesar Potensi Pendanaan Terorisme
Ia mengatakan, berbagai modus kini digunakan untuk mengirim uang yang akan digunakan dalam rangka aksi terorisme, yakni dengan dalih investasi dan pembangunan gedung.
"Itu ngeri pengiriman-pengiriman uang antar teroris itu tidak konvensional. Dilacak lewat bank, lewat rekening. Sekarang sudah canggih," kata Mahfud.
"Dulu pernah ribut diributkan orang yang mengatakan banyak orang-orang di luar negeri itu sudah terusir dari negaranya karena gerakan radikal lalu lari ke Indonesia membawa uang," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.