Ada pun PDI Perjuangan menjadi partai yang mendominasi kursi menteri dari kalangan ini. Ada empat kader PDI P yang duduk di pos eksekuti yaitu Yasonna H Laoly (Menkumham), Juliari Batubara (Mensos), Tjahjo Kumolo (Menpan-RB), dan Gusti Ayu Bintang Puspayoga (Menteri PPPA).
Kemudian Nasdem, Golkar dan PKB masing-masing kebagian tiga jatah menteri. Dari Nasdem yaitu Syahrul Yasin Limpo (Mentan), Siti Nurbaya Bakar (Menteri LHK), dan Johnny G Plate (Menkominfo).
Sedangkan yang berasal dari Golkar yaitu Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian), Agus Gumiwang Kartasasmita (Menperin), dan Zainudin Amali (Menpora). Dari PKB ada Ida Fauziyah (Menaker), Abdul Halim Iskandar (Mendes PDTT), dan Agus Suparmanto (Mendag).
Sedangkan Gerindra mendapatkan dua jatah menteri yakni Prabowo (Menhan) dan Edhy Prabowo (Menteri KP). Serta PPP mendapat satu jatah kursi menteri yakni Suharso Monoarfa sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas.
Baca juga: 100 Hari Jokowi, Anggota Komisi III Sebut Pemerintah Sibuk Lemahkan KPK
Meski demikian, pelantikan menteri kabinet baru ini tidak serta merta membuat pasar merespon positif. Sekali pun, ada nama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang kembali ditunjuk untuk posisi yang sama.
Indeks Harga Saham Gabungan terpantau terus merosot mulai dari pembukaan perdagangan hingga pukul 09.40 WIB telah terkontraksi 0,32 persen di level 6205,54. Di pembukaan perdagangan, IHSG di buka di level 6224,41 atau melemah 0,02 persen dibanding penutupan.
Adapun di pasar spot Bloomberg, nilai tukar rupiah juga melemah tipis 12 poin menjadi Rp 14.052 per dollar AS.
Baca juga: Indef: The Right Man on The Right Place Tak Terwujud dalam Kabinet Indonesia Maju
Peneliti Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menjelaskan, respons pasar jangka pendek seperti pergerakan IHSG yang terkoreksi tipis ini menunjukkan adanya kebingungan di kalangan pelaku pasar terhadap kabinet baru Jokowi.
Meskipun demikian, dia mengatakan respons pasar jangka pendek ini tidak bisa menjadi tolok ukur dari tujuan jangka panjang Jokowi dalam membangun fondasi ekonomi yang lebih kuat.
"Respons jangka pendek ini jadi modal, artinya ketika respons pasar diharapkan positif harapannya. Tapi ini jika dibandingkan 2014 jauh sekali lompatannya, yang tadinya rupiah dari merah ke biru, IHSG melompat, ini harus benar-benar menjadi tidak hanya evaluasi," ujar Enny dalam Laporan Khusus Kabinet Baru Jokowi di Kompas TV, pada 23 Oktober lalu.
"Tantangan kabinet baru ini benar-benar diuji gimana mereka bisa menjawab kehawatiran pasar," ujar dia.
Baca juga: Indef: Revisi UU KPK Bikin Investor Makin Ogah Investasi di Indonesia
Enny menambahkan, kabinet baru Jokowi juga memiliki beban berat dalam membuktikan kepada pelaku pasar untuk meyakinkan kepada publik mengenai janji-janji Kepala negara ketika pelantikan di gedung DPR/MPR, pada 20 Oktober lalu.
"Kalau kita lihat perkembangan jangka pendek (IHSG) ini makin turun. Kita enggak bisa bilang kalau ini punishment karena publik menilai ini bukan dream team, tapi PR-nya gimana beliau-beliau bisa membuktikan kekhawatiran publik ini tidak beralasan," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.