Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Soe Hok Gie Diminta Tunjukkan Keindonesian...

Kompas.com - 27/01/2020, 05:34 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di awal berdirinya Orde Baru, sejumlah orang Tionghoa memilih mengganti nama dengan nama yang lebih Indonesia.

Hal itu terjadi pula pada aktivis mahasiswa angkatan 1966 Arief Budiman, kakak dari Soe Hok Gie. Arief memilih mengganti namanya dari yang sebelumnya, yakni Soe Hok Djin.

Sementara itu, sang adik, Soe Hok Gie memilih tetap menggunakan nama aslinya.

Meski berstatus sebagai seorang keturunan Tionghoa, Gie selalu menganggap dirinya beridentitas Indonesia.

Karenanya, ia bersikeras tetap menggunakan namanya sebab menurut Gie hal itu juga termasuk dalam identitas keindonesiaan.

Sehingga Gie pun menganggap pergantian nama bukan hal penting.

Baca juga: Soe Hok Gie dan Kisah Seorang Intelektual Muda Indonesia

Gie lantas menyatakan, jika keturunan Tionghoa harus mengubah namanya menjadi kejawa-jawaan agar dianggap orang Indonesia, itu harus pula dilakukan oleh keturunan Batak, Aceh, dan selainnya.

Bagi Gie, menjadi Tionghoa juga bagian dari Indonesia.

Ia menilai keturunan Tionghoa di Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai WNI selayaknya keturunan Jawa, Batak, dan suku lainnya.

Namun, ternyata, keputusan Gie mempertahankan nama Tionghoanya sempat membuat ia harus berurusan dengan petugas imigrasi saat hendak pergi ke Amerika Serikat (AS).

Saat mengurus paspor, petugas imigrasi memintanya membuktikan bahwa ia warga negara Indonesia asli.

Ia lalu menunjukkan surat yang menyatakan telah memilih Indonesia dalam rangka persetujuan dwi kewarganegaraan selaku keturunan Tionghoa yang tinggal di Indonesia.

Gie merasa heran sebab ia telah terdaftar sebagai PNS di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI).

Aktivis mahasiswa di era Presiden Soekarno itu pun membawa surat pengantar dari Rektor UI untuk keberangkatannya ke AS.

"Akhirnya ditempuh prosedur checking di pendaftaran orang asing. Jika nama saya tidak ada di sana maka saya dianggap orang Indonesia," Gie dalam bukunya yang berjudul Zaman Peralihan.

Baca juga: Siauw Giok Tjhan, Penggemar Cerita Detektif yang Ajak Pemuda Tionghoa Dukung Kemerdekaan RI

Hingga akhirnya terbukti nama Gie tak ada dalam daftar orang asing.

Ia kemudian diizinkan memiliki paspor Indonesia.

"Lucu sekali rasanya. Saya tidak pernah berpikir sedetik pun bahwa saya bukan Bangsa Indonesia. Tiba-tiba saya harus membuktikan bahwa saya adalah warga negara Indonesia," lanjut Gie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik Ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik Ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com