JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebut penyelesaian konflik pendirian tempat ibadah Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin menjadi ujian bagi citra Kota Bekasi sebagai daerah toleran.
"Semuanya sadar dan setuju bahwa citra toleran harus terus dikuatkan di Kota Bogor dan persoalan Yasmin ini menjadi salah satu ujian bagi kita," ujar Bima usai bertemu Menko Polhukam Mahfud MD di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (24/1/2020).
Bima menyebut Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah membangun komunikasi dengan masyarakat.
Baca juga: Sinyal Dukungan Bima Arya untuk Calon Ketua Umum PAN
Hal itu dilakukan guna menciptakan semangat dan sinergitas yang sama terkait persoalan GKI Yasmin.
"Pemkot sekarang ini merasakan situasi yang nyaman, dengan pihak gereja komunikasi baik, dengan tokoh agama komunikasinya juga baik itu ya, opsi-opsi kita diskusikan semua dan semangatnya sama," ungkap Bima.
Bima mengatakan, dalam fase komunikasi tersebut, Pemkot Bogor bersama Tim Tujuh yang dibentuk Majelis Sinode telah bertukar pikiran dengan masyarakat dalam mengakhiri persoalan GKI Yasmin.
Dia menyatakan, bahwa aspirasi masyarakat harus didengar agar mendapat solusi yang terbaik.
Baca juga: Bima Arya Optimistis Konflik GKI Yasmin Selesai di Periode Kepemimpinannya
Bima optimistis, persoalan GKI Yasmin akan berakhir sebelum masa jabatannya sebagai orang nomor satu di Kota Hujan itu berakhir pada 2004.
"Saya optimistis ke Pak Menko (Mahfud MD), saya sampaikan sebelum saya selesai masa jabatan sebagai wali kota, insya Allah ini akan selesai," kata dia.
Adapun pembangunan GKI Yasmin sendiri terkatung-katung sejak 2008 dikarenakan adanya penolakan dari sejumlah warga di kawasan Curug Mekar, Bogor untuk membangun gereja tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.