Ketika ditembak, di leher Wawan masih menggantung tas berisi obat-obatan. Saat itu, tembakan aparat secara beruntun diarahkan ke kampus Atma Jaya dan banyak korban berjatuhan.
Ada tiga orang, yang meloncat terkena tembakan di kakinya, yang membungkuk terkena pundaknya. Sementara Wawan, ketika dalam posisi mengangkat korban, terkena tembakan di dadanya.
Baca juga: Ketika Jaksa Agung Sebut Peristiwa Semanggi I dan II Bukan Pelanggaran HAM Berat...
Kemudian, pada 12 April 2000, seorang wartawan Radio bernama Dian menemui Sumarsih.
Dian menceritakan detik-detik Wawan tewas tertembak peluru tajam. Dian mengaku saat itu dirinya ada di samping Wawan.
"Sebelum ditembak, Wawan ada di samping saya. Pada saat itu militer masuk ke dalam kampus. Di halaman kampus ada korban jatuh. Wawan memberitahukan kepada seorang tentara, 'Pak, itu ada korban, boleh ditolong atau tidak'," kata Sumarsih menirukan pernyataan Dian.
Menurut Dian, kata Sumarsih, tentara membolehkan Wawan menolong korban.
Wawan pun berlari sambil melambaikan bendera putih sebagai tanda akan menolong korban yang tergeletak di halaman kampus itu.
"Tapi justru Wawan kena tembakan di tempat itu," ucap Sumarsih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.