JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dikritik karena dianggap terlalu sering melakukan kunjungan ke luar negeri.
Kritik datang dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), salah satu parpol yang mengusung Prabowo di pilpres 2014 dan 2019.
Presiden Joko Widodo pun langsung bereaksi dan membela bekas rivalnya di dua kali kontestasi pilpres itu.
7 negara
Sejak sejak menjabat sebagai Menhan pada 23 Oktober 2019, Prabowo tercatat sudah tujuh kali melakukan kunjungan kerja ke luar negeri.
Baca juga: Dikritik PKS karena Sering Kunjungan ke Luar Negeri, Ini Jawaban Prabowo
Tujuh negara yang dikunjungi Prabowo dalam waktu tiga bulan yakni Malaysia pada 14 November 2019, Thailand pada 17 November 2019, Turki pada 27 November 2019, dan China pada 15 Desember 2019.
Kemudian, Jepang pada 20 Desember 2019, Filipina pada 27 Desember 2019, dan Perancis pada 11 Januari 2020.
Dalam waktu dekat, Prabowo juga akan kembali melakukan kunjungan kerja ke Rusia.
Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan, lawatan Prabowo ke tujuh negara sebagai bentuk perhatian khusus terhadap modernisasi alutsista TNI.
"Beliau akan fokus enam bulan ini pada alutsista dan istilahnya ini komponen utama, perhatian khusus beliau terhadap TNI," ujar Dahnil di Kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Dahnil menegaskan, kepergian Prabowo ke berbagai negara merupakan upaya diplomasi pertahanan.
Bahkan, konsentrasi Prabowo itu membuatnya kerap tak menghadiri undangan seremonial.
"Enam bulan ini Pak Prabowo fokus dengan alutsista, makanya banyak undangan macam-macam masuk ke Pak Prabowo untuk hadir ke acara-acara seremonial itu jarang dihadiri," ucap dia.
Studi banding
Kritik kemudian dilontarkan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera. Mardani mengingatkan mengenai pesan Presiden Jokowi bahwa kunjungan atau studi ke luar negeri juga bisa dilakukan melalui ponsel.