JAKARTA, KOMPAS.com - Kunjungan kerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke luar negeri menuai kritik.
Sebab, dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan, Prabowo telah melakukan kunjungan ke tujuh negara.
Di lain pihak, Presiden Joko Widodo justru membela anak buahnya itu. Menurut dia, apa yang dilakukan Prabowo adalah bagian dari diplomasi pertahanan.
Berita mengenai kunjungan kerja Prabowo ke luar negeri ini menjadi salah satu berita yang diminati pembaca di rubrik nasional Kompas.com.
Baca juga: Jokowi Bela Prabowo soal Kunjungan ke Luar Negeri, PKS: Rakyat Perlu Bukti
Selain soal kunjungan kerja Prabowo, berita lainnya yang menarik minat pembaca terkait penunjukkan komisaris Garuda Indonesia.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir angkat suara soal penunjukkan Triawan Munaf dan Yenny Wahid sebagai Komisaris Utama dan Komisaris PT Garuda Indonesia Tbk.
Berikut ulasannya:
1. Jokowi bela Prabowo
Presiden menyatakan, apa yang dilakukan Prabowo merupakan bagian dari diplomasi pertahanan.
Di samping itu, kunjungan kerja yang dilakukan Prabowo juga sekaligus dalam rangka untuk melihat alat utama sistem pertahanan yang akan dibeli Indonesia.
"Bagus atau tidak bagus. Benar atau tidak benar. Bisa digunakan atau tidak bisa digunakan, semua dicek secara detail," kata Jokowi dalam sambutannya pada rapat pimpinan Kementerian Pertahanan 2020, Kamis (23/1/2020) pagi.
"Dan itu sudah kami diskusikan dengan Pak Menhan, tidak sekali dua kali. Banyak yang enggak tahu," ucap dia lagi.
Baca juga: Bangun Industri Pertahanan, Jokowi Tugaskan Prabowo Gunakan Teknologi
Jokowi justru balik mengkritik pihak-pihak yang menyindir Prabowo yang merupakan rivalnya pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 itu.
"Kalau ada yang bertanya belum ngerti urusan diplomasi pertahanan," kata Jokowi.
Hingga saat ini, tercatat sudah ada tujuh negara yang dikunjungi Prabowo.
Kritik kepada Prabowo sebelumnya datang dari Partai Keadilan Sejahtera, salah satu parpol yang mengusungnya pada Pilpres 2014 dan 2019.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengingatkan mengenai pesan Presiden Joko Widodo yang sempat menyatakan bahwa kunjungan atau studi ke luar negeri juga bisa dilakukan melalui ponsel.
"Pak Jokowi saat 16 Agustus 2019 lalu mengingatkan agar meminimalkan kunjungan ke luar negeri. Bahkan secara demonstratif beliau menunjukkan via HP-nya, kunjungan luar negeri bisa melalui HP (ponsel). Dunia sudah terkoneksi," kata Mardani kepada wartawan, Jumat (17/1/2020).
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Garuda Indonesia pada Rabu (22/1/2020) lalu mengumumkan nama Triawan Munaf sebagai pengganti Sahala Lumban Gaol untuk menduduki posisi Komisaris Utama perusahaan penerbangan pelat merah itu.
Pada saat yang sama, nama Yenny Wahid, putri kedua dari Presiden keempat Abdurrahman Wahid diumumkan sebagai komisaris Garuda Indonesia.
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, penunjukkan kedua orang pendukung Jokowi di Pilpres 2019 lalu itu merupakan bagian dari upaya penguatan manajemen bisnis perusahaan.
Baca juga: Jadi Komisaris Garuda Indonesia, Apa yang Akan Dilakukan Yenny Wahid?
Pengalaman Triawan sebagai mantan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) diharapkan dapat memberikan masukan positif bagi Garuda dalam menghadapi persaingan di dunia industri penerbangan.
"Di era Garuda ini kan persaingannya sudah bukan pesawat saja, di mana di Garuda itu juga banyak implementasi teknologi yang harus disiapkan. Itu juga ada hubungan dengan tadi bagaiamna kita berpartner dengan pihak swasta juga," kata Erick di Kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2020).
Sementara itu, penunjukkan Yenny dilakukan lantaran saat ini Garuda Indonesia tengah dirundung persoalan tenaga kerja, khususnya kaum perempuan.
"Apa sih kondisi Garuda? Garuda itu kan ada dua hal. Tidak hanya di bisnisnya ada permasalahan, tetapi juga tentu dengan proteksi daripada ketenagakerjaannya yang khususnya untuk kaum wanita," ujar Erick di Kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2020).
Baca juga: Jabat Komisaris Garuda, Yenny Wahid Bantah Ada Bagi-bagi Jabatan
Sosok Yenny Wahid dinilai cocok mengatasi persoalan itu. Yenny diharapkan dapat berkomunikasi dengan para pegawai, terutama pramugari Garuda.
"Di mana dengan adanya Bu Yenny, tentu sekarang pramugari, front officer perempuan paling tidak ada yang melindungi atau ada yan bisa diajak bicara," ucap Erick.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.