Yuyu menyebutkan, pesawat rakitan Chaerul memiliki resiko karena dirancang tanpa melihat aspek keamanan.
Jika diterbangkan, lanjut Yuyu, justru akan membahayakan dirinya maupun orang lain.
Oleh sebab itu, pihaknya pun akan mengirimkan Chaerul ke Lanud Hasanuddin untuk mendapat pengetahuan baru.
"Ini yang harus kita perhatikan. Saya akan arahkan melalui Lanud di sana (Makassar), supaya paham betul, 'oh pesawat itu membuatnya begini, aturannya begini'. Ada kelaikan dan sebagainya," ujar Yuyu.
Baca juga: Kegigihan Montir Lulusan SD Rakit Pesawat, Gagal Berkali-kali hingga Dikerjakan Malam Hari
Selain itu, Chaerul rencananya juga akan menjadi anggota Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).
"Kebetulan KSAU juga sebagai Ketum PB FASI, salah satu cabangnya ada di sini, dari aeromodeling pembuatan pesawat yang kecil, hingga pembuatan (pesawat) swayasa. Nah nanti masuk ke situ, sehingga nanti akan dibawa, diarahkan untuk mencintai dirgantara di bawah FASI," ujar Yuyu Sutisna.
Dengan menjadi anggota FASI, bakat Chaerul akan berkembang.
Di sisi lain, Yuyu Sutisna juga menginginkan Chaerul dapat lebih mengetahui tentang aturan dunia kedirgantaraan.
Baca juga: Punya Potensi Kedirgantaraan, Chaerul akan Dijadikan Anggota FASI
Pengetahuan itu diperlukan supaya Chaerul tidak hanya bermodal kemauan ketika merancang, melainkan juga pemahaman akan aturan dalam dunia kedirgantaraan.
Misalnya, pemahaman bahwa pesawat harus mempunyai kontak ke menara pengontrol, pengukur kecepatan, ketinggian, hingga sertifikasi bahan-bahan yang digunakan dalam merakit pesawat.
"Chaerul ini hanya bagaimana sekarang menciptakan pesawat dan bisa terbang, yang lain lainnya belum tahu," kata Yuyu.
"Tadi saya tanya, buat buat baling-baling dari kayu, kayu yang dia buat sendiri, itu ada aturannya. Kalau kayu muter, lepas kena orang kan sudah bahaya sekali, nanti kita arahkan," kata Yuyu.