Sekitar pukul 21.00 WIB, keluarga Yun Hap menyaksikan laporan peristiwa demontrasi dari layar TV dan Yun Hap belum juga pulang.
Laporan tersebut menyebutkan, terjadi kekacauan setelah aparat melepaskan peluru ke massa demo.
Yap Pit Sing berdalih, sang putra tak kunjung pulang mungkin karena situasi sedang kacau, kemudian TV mereka matikan.
"Belakangan kami tahu tahu bahwa di akhir tayangan itu ada berita tentang Yun dan fotonya. Tantenya bilang, 'Namanya tidak jelas dan Yun Hap dilumuri darah'," tulis Ho Kim Ngo.
Belum ada informasi dan kepastian keberadan Yun Hap itu membuat keluarganya panik dan tidak bisa tidur.
Tengah malam, tiba-tiba telepon berdering. Yap Pit Sing bergegas mengangkatnya.
Ternyata, telepon itu datang dari seorang sahabat Yun Hap. Seseorang melalui telepon itu meminta alamat rumah Yun Hap.
Baca juga: Mengenang Yun Hap, Mahasiswa UI Korban Tragedi Semanggi II
Mereka juga memberitahu bahwa Yun Hap ada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
"Tidak lama kemudian, teman-teman Yun Hap dan Pak Dadan (dosen Universitas Trisakti) sampai ke rumah. Bapaknya langsung emosional," kata Ho Kim Ngo.
Yap Pit Sing sudah berkeyakinan ketika teman-temannya tiba di rumah bahwa putranya telah meninggal. Mereka pun langsung beranjak ke RSCM.
Setelah keluarga memastikan Yun Hap tewas, jenazah disemayamkan di Balai Mahasiswa Kampus UI Salemba, Sabtu (25/9/1999).
Kemudian, jenazah dibawa keluarga dan disemayamkan di Yayasan Rumah Duka Abadi, Daan Mogot, Jakarta Barat, sebelum dimakamkan di Pemakaman Pondok Rangon, Minggu (26/9/1999).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.