Bangsa China memiliki peran besar dalam historiografi Indonesia. Salah satu tokoh yang mencatat mengenai eksistensi Nusantara atau Indonesia sejak awal adalah Fa Hian, yang dikenal juga sebagai Fa Hsien, Fa Hien, atau Faxian.
Benny G Setiono menulis bahwa Fa Hian yang merupakan seorang pendeta atau biksu itu mengunjungi Pulau Jawa pada 399-414. Saat itu dia dalam perjalanan menuju India.
Perjalanan Fa Hian itu ditulis dalam buku berjudul Fahueki. Jejak penjelajahan Fa Hian itu kemudian diikuti oleh Sun Yun dan Hwui Ning dalam perjalanan ziarah menuju India.
Catatan perjalanan lain yang memperlihatkan eksistensi Nusantara dalam ekspedisi bangsa China adalah yang ditulis oleh I Tsing.
Baca juga: Peran Prajurit Tionghoa dalam Perkembangan TNI...
Pada 671, Pendeta I Tsing berangkat dari Canton menuju Nalanda di India. Perjalanan itu ditulis secara detail dalam buku Nan Hai Chi Kuei Fa Ch'uan dan Ta T'ang Si Yu Ku Fa Kao Seng Ch'uan.
Secara spesifik, arkeolog Uka Tjandrasasmita dalam buku Arkeologi Islam Nusantara (2009) menulis bahwa I Tsing dalam perjalanan dari India singgah di Shih Li Fo Shih, yang dikenal juga sebagai San Fo Tsi atau Fo Shih.
Arkeolog dan sejarawan George Coedes mengidentifikasi Shih Li Fo Shih sebagai Sriwijaya. Identifikasi ini sebagaimana dikenali dalam prasasti tertua Kadatuan Sriwijaya di Sumatera Selatan.
Baca juga: Petak Sembilan, Pecinan Jakarta yang Bersolek Menjelang Imlek...
Sejumlah catatan sejarah itu menginspirasi para penjelajah China untuk mendatangi Nusantara. Salah satu penjelajah China yang kemudian memiliki pengaruh besar dalam perkembangan masyarakat Tionghoa di Indonesia adalah Laksamana Cheng Ho.
Uka Tjandrasasmita menulis bahwa ekspedisi China yang dipimpin Laksamana Cheng Ho dilakukan sejak pemerintahan Dinasti Ming di bawah Kaisar Cheng Tsu (1403-1424).
Cheng Ho disebut bertujuan untuk meyakinkan kerajaan di wilayah Laut Selatan dan Barat untuk mengakui Kekaisaran China. Perjalanan itu kemudian tercatat dalam jurnal berjudul Ying-Yai Sheng-Lan yang diterjemahkan oleh JVG Mills (1970).
Sejumlah catatan sejarah itu memperlihatkan bahwa masyarakat Tionghoa sudah ada sejak lama dan menjadi bagian penting dalam terbentuknya masyarakat Indonesia di masa depan.
Catatan Redaksi:
Bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek, Kompas.com menghadirkan sejumlah artikel mengenai masyarakat Tionghoa dalam sejarah Indonesia.
Ini merupakan bagian dari upaya merawat ingatan akan pentingnya peran masyarakat Tionghoa dalam perjalanan sejarah Indonesia.
Dengan demikian, Indonesia sebagai bangsa dapat lebih menghargai keanekaragaman, dengan segala perbedaan yang ada di dalamnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.