Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Hasil Riset IDEAS: Miskin ke Sejahtera, Sulit dan Terjal

Kompas.com - 16/01/2020, 20:04 WIB
Inang Sh ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

“Sebaliknya, kalangan atas tidak lagi memikirkan bertahan hidup, tetapi bagaimana menjadikan status keluarganya tetap di atas dan semakin meningkat untuk anak cucunya,” kata Yusuf.

Ia pun menyebut kondisi itu terkait dengan kesenjangan ekonomi yang tetap ada dari dulu hingga sekarang.

Baca juga: Petani Rejosari Madiun Antusias Ikut Pelatihan dari Dompet Dhuafa dan LKP

“Jika diperhatikan, orang-orang kapitalis di atas adalah kalangan-kalangan mereka sendiri”, ujar Yusuf sambil menunjukkan daftar orang-orang kaya di Indonesia.

Faktanya, orang-orang terkaya di Indonesia saat ini adalah orang atau bagian dari keluarga terkaya pada masa sebelumnya.

“Mereka semua ini saling berkaitan. Kelak anak-anaknya juga tentu akan saling terkoneksi di antara mereka,” kata Yusuf.

Menurut dia jika ingin naik ke kelas atas, maka harus mampu menjangkau orang yang di atas, misalnya memiliki jalur perkenalan, bekerja sama, atau pernikahan.

Simulasi Kenaikan Garis Kemiskinan

Pada kesempatan itu, IDEAS mencoba melakukan simulasi kenaikan garis kemiskinan dua kali lipat untuk memastikan kelompok miskin benar-benar sejahtera.

Hasilnya, terlihat jelas bahwa memang sangat sulit bagi kelompok miskin untuk naik ke kelas yang lebih tinggi.

Dengan standar kemiskinan lebih tinggi, dari 2.120 anak yang besar di keluarga miskin pada 1993, hanya 57,8 persen yang mampu naik ke kelas yang lebih tinggi pada 2014, dan 42,2 persen sisanya tetap miskin.

Tak hanya itu, dengan standar kemiskinan lebih tinggi, dari 1.612 anak yang besar di keluarga tidak miskin pada 1993, sebanyak 80,7 persen mampu bertahan sebagai kelas menengah pada 2014.

Baca juga: Dompet Dhuafa Sambut 2020 dengan Semangat #BeraniBerbagi

Menurut Yusuf, keadaan itu tidak lepas dari pengaruh politik di mana kekuatan kapital mendominasi sistem politik pascakrisis.

“Butuh reformasi ekonomi yang kuat untuk mencegah negara plutokrasi yang kekuasaan sepenuhnya dikendalikan pemilik kapital”, kata dia.

Oligarki ekonomi, imbuh Yusuf mampu mengubah peta dukungan suara karena motivasi keamanan dan mempertahankan kekayaan menjadi faktor terpenting bagi para elit kapital dan politik.

Sementara itu, turut hadir menjadi narasumber pada diskusi ini, di antaranya aktivis sosial, aktivis masyarakat, dan ekonom.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Siap Terima Putusan MK, Anies: Seperti Sepak Bola, Kemungkinan Menang atau Tidak

Siap Terima Putusan MK, Anies: Seperti Sepak Bola, Kemungkinan Menang atau Tidak

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Bela Gibran, Yusril Incar Jabatan?

GASPOL! Hari Ini: Bela Gibran, Yusril Incar Jabatan?

Nasional
Jokowi dan Ma'ruf Amin jadi Saksi Nikah Putri Bamsoet

Jokowi dan Ma'ruf Amin jadi Saksi Nikah Putri Bamsoet

Nasional
Muhaimin Sebut Kader PKB Mulai Pendekatan ke Sejumlah Tokoh untuk Pilkada 2024

Muhaimin Sebut Kader PKB Mulai Pendekatan ke Sejumlah Tokoh untuk Pilkada 2024

Nasional
Soal Pilkada Sumut, Muhaimin Bilang Belum Ada yang Mendaftar ke PKB

Soal Pilkada Sumut, Muhaimin Bilang Belum Ada yang Mendaftar ke PKB

Nasional
PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

Nasional
Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

Nasional
Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

Nasional
Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Nasional
PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

Nasional
Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Nasional
Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com