Selanjutnya, Harun disebutkan memberi uang senilai Rp 600 juta kepada komisioner KPU Wahyu Setiawan agar membantunya menjadi anggota DPR melalui mekanisme PAW. Wahyu pun menyanggupi.
"WSE (Wahyu) menyanggupi membantu dengan membalas, 'Siap mainkan!'," kata Wakil Ketua KPK Lili Pintauli dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Kamis (9/1/2020).
Riezky mengaku tak tahu soal rencana PAW
Riezky mengaku tidak tahu-menahu bahwa dirinya akan digantikan Harun.
"Saya tidak tahu masalah PAW, karena saya dari Desember lalu reses dan baru kembali kemarin. Terkait mekanisme ada lembaga yamg lebih berhak menjelaskan," kata Riezky, Jumat (10/1/2020).
Baca juga: KPU Ungkap Dinamika Saat Penetapan PAW, Pilih Riezky Aprilia dan Tolak Harun Masiku
Saat itu, Riezky mengatakan dirinya selama ini bekerja sesuai perintah partai.
Saat ditanya apakah ia bersedia diganti oleh Harun, Riezky menyerahkan persoalan itu kepada PDI-P. Ia yakin PDI-P merupakan partai yang profesional dalam berdemokrasi.
"Saya ini petugas partai dan siap mengikuti perintah ketua umum partai," kata Riezky.
"Saya sebagai kader partai meyakini PDI Perjuangan adalah partai yang profesional dalam mekanisme demokrasi hari ini," ujarnya.
PDI-P Pecat Harun
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat memastikan, partai telah mencabut status keanggotaan Harun Masiku dari PDI-P
Pemecatan dilakukan setelah Harun diketahui terlibat di dalam kasus suap kepada Wahyu Setiawan.
"Dia (Harun) otomatis kan sudah dipecat dari partai," kata Djarot di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/1/2020).
Baca juga: Soal PAW Harun Masiku, Perludem Nilai MA Seolah Aktif Mengawal
Ia pun mengimbau Harun agar segera menyerahkan diri kepada penyidik KPK dan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.
"Kami mengimbau semua warga negara harus taat pada hukum. Ya, dia harus bertanggung jawab menyerahkan diri," ujar Djarot.