Semoga Allah kabulkan tangis dan pintaku yang kini masih dalam gelimang dosa untuk kembali bersamamu seger
Yang tak disela lagi atau ditunda karena rinduku tak tertahan padamu dan anak kita
Seusai membacakan puisi pertama, Romy melanjutkan ke puisi kedua berjudul "Dzuhurku Diliput Sendu". Puisi ini secara khusus ditujukan untuk anaknya.
Romy tampak menangis dan terbata-bata saat membacakan puisi kedua ini. Berikut adalah puisi kedua yang dibacakan Romy:
Dzuhurku diliput sendu
Yang memandu sejak pelukan pertama anakku
Membuncah hingga perpisahannya denganku
Ternyata ia begitu menyayangiku
Begitupun aku
Anak semata wayangku
Dengan istri tercinta yang selalu setia menemaninya dan menemaniku
Benarlah Baginda Nabi SAW berkata
Tanyalah hatimu untuk menimbang apakah sebuah perkara termasuk dosa
Ternyata hati memang tak berdusta
Aku sangat mencintainya
Dan ingin selalu berada di samping untuk mendidiknya selagi umurku masih bersisa
Dari caranya memeluk dan memegangi sepanjang ia ada, aku tahu ia merasakan hal yang sama
Kerinduan yang hanya bisa dirasakan dari seorang ayah kepada anak dan sebaliknya
Anakku
Maafkan ayahmu
Yang telah membuatmu menahan pilu
Meski kau sembunyikan dalam kedewasaan dan kematanganmu
Yang terpaksa kau jemput sebelum kau mau
Tetesan air matamu mengguncangkanku
Ternyata rinduku untuk membelaimu yang tertahan sekian waktu meledak hari ini dalam dzuhurku
Anakku