"Tapi tadi enggak lama setelah penyemaian itu langsung turun hujan. Tadi kita melakukan penyemaian di daerah sekitar Selat Sunda," terang Doddy.
Intensitas hujan turun 50 persen
Fajar mengungkapkan, modifikasi cuaca yang digelar bersama BPPT telah menurunkan 30 persen hingga 50 persen intensitas hujan di Jabodetabek.
"Berdasarkan statistik, kita bisa mengurangi antara 30 persen sampai 50 persen dari hujan yang seharusnya jatuh di sini (Jabodetabek)," ujar Fajar.
Dalam penerbangan untuk menyemai garam ke awan aktif, pihaknya selalu berkoordinasi dengan BPPT, BNPB, dan BMKG.
Baca juga: Kemenristek dan BPPT Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Hal itu dilakukan untuk mengetahui titik pencegahan awan aktif sehingga dengan semai garam tersebut, Jabodetabek dapat terhindar hujan.
Fajar mengatakan, dari koordinasi sejauh ini, hujan juga diprediksi akan terjadi di Jabodetabek hingga akhir Januari dengan intensitas cukup tinggi.
Dengan begitu, operasi TMC otomatis akan dilakukan hingga akhir bulan nanti.
"Sehingga, kami tetap beroperasi sambil berkoordinasi terus, sehari bisa dua sampai empat penerbangan (semai garam)," katanya.
Baca juga: Kurangi Curah Hujan di Jabodetabek, BPPT Mulai Modifikasi Cuaca
Fajar mengatakan, penyemaian garam tersebut dapat mengurangi risiko banjir seperti yang terjadi di Jabodetabek pada awal tahun.
"Alhamdulillah setelah kita beroperasi selama tujuh hari, hingga hari ini, kita bisa merasakan masyarakat di Jabodetabek bahwa hari terakhir ini intensitas hujan sudah berkurang," terang Fajar.
Di sisi lain, pihaknya meminta doa dari masyarakat supaya petugas dapat menyelesaikan tugas dengan baik pada hari berikutnya.
"Kami mohon doa restu dari masyarakat supaya hujan jatuh sebelum Jakarta, di Selat sunda maupun laut utara (Jawa)," ungkap Fajar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.