JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Jumat (10/1/2020), menyampaikan pidato dalam acara pembukaan Rakernas PDI-P di JIExpo, Kemayoran, Jakarta.
Dalam pidato berdurasi sekitar 40 menit itu, Megawati banyak berbicara soal pasang-surut perjalanan PDI-P yang kini telah memasuki usia 47 tahun.
Salah satunya, dia menegaskan sebagai Ketua Umum PDI-P tidak akan melindungi kader yang tidak taat dengan instruksi partai.
Selain itu, dia juga menyatakan dukungan kepada Presiden Joko Widodo atas sikap terkait klaim China di perairan Natuna.
Berikut poin-poin pidato Mega:
Mega menegaskan, tak akan melindungi kader yang tidak mengikuti instruksi partai.
Sebaliknya, Mega mengaku bakal menggebrak para kader supaya sadar terhadap tugas ideologi PDI-P.
"Saya tidak akan melindungi kader yang tidak taat terhadap instruksi partai. Saya akan menggebrak hal yang seperti biasanya berkali-kali agar sadar terhadap tugas ideologi kita," kata Mega.
Ada sejumlah instruksi partai yang disampaikan Megaa dalam pidatonya. Di antaranya, ia memerintahkan seluruh kader PDI-P untuk bekerja keras mewujudkan cita-cita rakyat.
Baca juga: Megawati: Saya Tak Akan Lindungi Kader yang Tak Taat Instruksi Partai
Mega meminta semua jajaran partainya tak berhitung untung rugi kerja politik, ataupun mencari keuntungan pribadi.
"Jangan sekali-sekali punggungi rakyat, jangan berhitung untung rugi bagi kerja politik, jangan mencari keuntungan pribadi atau kelompok dari tugas ideologis ini," ujar dia.
Jika ada kader yang tak mau menjalankan instruksi ini, Mega bahkan mempersilakan mereka untuk meninggalkan PDI-P.
"Jika tidak siap silakan kalian pergi, keluar dari PDI-P. Siap atau tidak?!" teriak Mega yang kemudian disambut ucapan "siap" dari seluruh kader.
Mega menyatakan dukungannya kepada Presiden Joko Widodo atas sikap terkait klaim China di perairan Natuna.
Ia sepakat bahwa perihal kedaulatan negara merupakan hal yang tak bisa diganggu gugat.
"Saya sebagai ketua umum dan PDI-P mendukung penuh sikap Presiden Jokowi yang menyatakan bahwa persoalan kedaulatan bukan hal yang dapat dinegosiasikan," kata Mega.
Baca juga: Soal Natuna, Megawati: Saya Dukung Penuh Sikap Jokowi
Menurutnya, Jokowi telah melaksanakan prinsip politik bebas aktif dalam menjalin hubungan dengan negara lain. Mega pun menilai Jokowi sudah bersikap tegas terhadap persoalan di perairan Natuna.
"Prinsip politik luar negeri bebas aktif ini saya yakini sudah dipegang teguh oleh Presiden Jokowi," tuturnya.
Mega sempat menyampaikan apresiasi kepada para kepala daerah yang dianggap telah berbakti di daerah masing-masing.
Salah satunya, Mega mengucapkan terima kasih untuk Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
"Saya sebagai ketum sangat berterima kasih. Terutama kepada Ibu Risma di Surabaya," kata Mega.
"Beliau seorang wanita yang cerewetnya bukan main. Tapi kalau saya bicara berdua, saya selalu mengatakan kita perempuan memang harus cerewet," ujar dia.
Selain itu, Mega menyampaikan apresiasi untuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Baca juga: Di Rakernas PDI-P, Megawati Ucapkan Terima Kasih ke Risma dan Ganjar
Kemudian, juga untuk Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Wali Kota Semarang Hendar Prihadi, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta.
Menurutnya, para kepala daerah yang ia sebutkan berhasil menjadi contoh pemimpin yang tak hanya sibuk berwacana. Mega menyatakan kader PDI-P mesti menghasilkan keputusan politik konkret yang berpihak pada rakyat.
"Politisi 'banteng' jangan sibuk berwacana dan membangun citra politik, tanpa keputusan politik konkret yang berpihak pada kehidupan rakyat dan beriorientasi pada kepentingan nasional. Saya sangat berterima kasih kepada kader PDI-P yang pada tugasnya mereka memberikan baktinya kepada daerah masing-masing," kata Mega.
Ia mendorong agar perempuan Indonesia tidak ragu untuk bergerak maju. Mega menegaskan bahwa perempuan setara dengan laki-laki.
"Saya tegaskan sebagai perempuan jangan merasa terpinggirkan, jangan merasa perempuan itu konco wingking, selalu berada di belakang," kata Mega.
Mega mencontohkan dirinya yang menjadi Presiden RI perempuan pertama di Indonesia.
Baca juga: Megawati: Perempuan Jangan Merasa Terpinggirkan
Selain itu, kata Megawati, dia juga perempuan pertama yang menjabat sebagai ketua umum partai.
"Pada kenyataannya saya bisa membuktikan jadi nomor satu. Presiden perempuan jadi nomor satu. Wakil Presiden perempuan nomor satu," ujarnya.
"Termasuk ketua umum partai politik nomor satu," tutur Mega.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.