JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsma TNI Fajar Adrianto menyatakan, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan bersama BPPT telah menurunkan 30 persen hingga 50 persen intensitas hujan di Jabodetabek.
"Berdasarkan statistik, kita bisa mengurangi antara 30 persen sampai 50 persen dari hujan yang seharusnya jatuh di sini (Jabodetabek)," ujar Fajar kepada Kompas.com, di Skadron Udara 2, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (9/1/2020).
Modifikasi cuaca dilakukan dengan menaburkan garap di awan aktif di sekitar wilayah Selat Sunda.
Baca juga: Hari Ketujuh Modifikasi Cuaca, TNI-BPPT Semai 2,4 Ton Garam di Selat Sunda
Harapannya, hujan turun di lokasi tersebut sebelum mencapai permukiman. Dengan demikian, wilayah Jabodetabek terhindar dari hujan.
Dalam penerbangan untuk menaburkan garam ke awan aktif, TNI berkoordinasi dengan BPPT, BNPB, dan BMKG.
Menurut Fajar, dari koordinasi sejauh ini, hujan juga diprediksi akan terjadi di Jabodetabek hingga akhir Januari dengan intensitas cukup tinggi.
Dengan begitu, operasi TMC otomatis akan dilakukan hingga akhir bulan nanti.
"Sehingga kami tetap beroperasi sambil berkoordinasi terus, sehari bisa 2 sampai 4 penerbangan (semai garam)," kata dia.
Fajar juga mengatakan, modifikasi cuaca dapat mengurangi risiko banjir seperti yang terjadi di Jabodetabek pada awal tahun.
"Alhamdulillah setelah kita beroperasi selama tujuh hari, hingga hari ini, kita bisa merasakan masyarakat di Jabodetabek bahwa hari terakhir ini intensitas hujan sudah berkurang," ucap Fajar.
Baca juga: Bantu Modifikasi Cuaca, Pesawat TNI CN-295 dan Cassa 212-200 Disulap seperti Ini...
Di sisi lain, pihaknya meminta doa dari masyarakat supaya petugas dapat menyelesaikan tugas dengan baik pada hari berikutnya.
"Kami mohon doa restu dari masyarakat supaya hujan jatuh sebelum Jakarta, di Selat Sunda maupun Laut Utara (Jawa)," kata Fajar.
Untuk dapat memodifikasi cuaca, dua pesawat TNI digunakan untuk mengangkut garam, yakni CN-295 berkapasitas 2,4 ton garam dan Cassa 212-200 berkapasitas 800 kg garam.
Pesawat membawa garam dan menaburkannya di awan hujan cumulonimbus yang membawa hujan intensitas tinggi seperti pada awal tahun 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.