JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan anggota tim survei pengadaan alat kesehatan tahun 2012 dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Jana Sunawati mengatakan, tim survei tersebut pada dasarnya dibentuk sebatas formalitas belaka.
Sebab, pengadaan alat tersebut sudah diatur sedemikian rupa oleh pihak-pihak yang berafiliasi dengan adik mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan.
Hal itu disampaikan Jana saat bersaksi untuk Wawan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (9/1/2019).
Wawan merupakan terdakwa dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan Puskesmas Kota Tangerang Selatan pada APBD Perubahan Tahun Anggaran 2012; alat kesehatan rumah sakit rujukan Provinsi Banten pada APBD dan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2012 dan pencucian uang.
Baca juga: Jawaban Rano Karno Disebut Kecipratan Rp 700 Juta dari Wawan: Kasus Lama dan Masuk Dakwaan
"Betul, Pak. Memang hanya formalitas karena saya kebetulan anggota. Saya hanya diajak oleh pimpinan, Pak Ajat Drajat, untuk survei ke tempat tersebut, tempat alat kesehatannya," kata Jana.
Menurut Jana, ia sudah diarahkan ke pihak tertentu dalam melakukan survei. Yakni, salah satu rekanan usaha yang berkaitan dengan Wawan, PT Java Medica.
Perusahaan itu dimiliki Yuni Astuti, orang kepercayaan Wawan.
"Saya survei ke show room-nya di Gandaria City, survei di situ, itu dari Bu Yuni, Java Medica," kata dia.
Selama di sana, Jana mengaku hanya sebatas melihat-lihat. Tidak melakukan pencatatan, membandingkan harga hingga dokumentasi.
"Tidak, Pak. Melihat-lihat saja sekitar 1 jam. Lihat show room alat kesehatan saja, di situ sedikit, itu show room Java Medica. Ya harusnya mendapatkan gambaran harganya. Tapi karena formalitas saja, jadi enggak buat berita acara dan lainnya," kata dia.
Dalam perkara ini, Wawan didakwa memperkaya diri sendiri dan orang lain terkait pengadaan alat kedokteran rumah sakit rujukan Banten pada APBD dan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2012.
Menurut jaksa, perbuatan melawan hukum dalam urusan anggaran dan pelaksanaan pengadaan itu dilakukan Wawan bersama kakaknya, Ratu Atut.
Wawan disebut jaksa memperkaya diri sendiri sekitar Rp 50 miliar. Kemudian, pihak lain yang turut diperkaya dalam pengadaan alat kedokteran ini adalah Ratu Atut, yakni sebesar Rp 3,85 miliar, dan mantan Wakil Gubernur Banten Rano Karno, yakni sebesar Rp 700 juta.
Kemudian, sejumlah pihak lain pada saat itu, yakni orang kepercayaan Wawan sekaligus Pemilik PT Java Medica Yuni Astuti sebesar Rp 23,39 miliar dan Kepala Dinas Kesehatan Djadja Buddy Suhardja sebesar Rp 240 juta.
Baca juga: Saksi Mengaku Panitia Pengadaan Harus Ikuti Arahan dari Anak Buah Wawan
Ada pula Sekretaris Dinas Kesehatan Ajat Drajat Ahmad Putra sebesar Rp 295 juta, pejabat pelaksana teknis kegiatan Jana Sunawati sebesar Rp 134 juta, Yogi Adi Prabowo sebesar Rp 76,5 juta, dan Tatan Supardi sebesar Rp 63 juta.
Setelah itu, memperkaya Abdul Rohman sebesar Rp 60 juta; Ferga Andriyana sebesar Rp 50 juta, Eki Jaki Nuriman sebesar Rp 20 juta, Kasubag Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Dinas Kesehatan Suherman sebesar Rp 15,5 juta, Aris sebesar Rp 1,5 juta, dan Sobran sebesar Rp 1 juta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.