Seperti rehabilitasi lahan bekas pertambangan, pencegah erosi lereng, penahan abrasi pantai dan stabilisasi tebing melalui teknologi Vetiver Grass Technology (VGT) atau Vetiver System (VS).
"Teknologi ini sudah dikembangkan selama lebih dari 200 tahun di India," kata Agus.
Baca juga: Istana: Bencana Banjir Harus Dihadapi Bersama, Tak Perlu Salahkan Siapa Pun
Agus menjelaskan, vetiver system (VS) adalah sebuah teknologi sederhana yang berbiaya murah dengan memanfaatkan tanaman vetiver hidup untuk konservasi tanah, air serta perlindungan lingkungan.
Menurut dia, VS sangat praktis, tidak mahal, mudah dipelihara, dan sangat efektif dalam mengontrol erosi dan sedimentasi tanah, konservasi air, serta stabilisasi dan rehabilitasi lahan.
"Vetiver juga mudah dikendalikan karena tidak menghasilkan bunga dan biji yang dapat cepat menyebar liar seperti alang-alang atau rerumputan lainnya," kata Agus.
Dia menuturkan, keistimewaan vetiver sebagai tanaman ekologis disebabkan oleh sistem perakarannya yang unik.
Tanaman ini memiliki akar serabut yang masuk sangat jauh ke dalam tanah. Saat ini rekor akar vetiver terpanjang adalah 5,2 meter.
Baca juga: BNPB Sebut Modifikasi Cuaca Efektif Turunkan Intensitas Hujan di Jabodetabek
Agus mengungkapkan, akar vetiver diketahui mampu menembus lapisan setebal 15 cm yang sangat keras.
Di lereng-lereng yang keras dan berbatu, ujung-ujung akar vetiver mampu masuk menembus dan menjadi semacam jangkar yang kuat.
Cara kerja akar ini seperti besi kolom yang masuk ke dalam menembus lapisan tekstur tanah.
Pada saat bersamaan, vetiver dapat menahan partikel-partikel tanah dengan akar serabutnya.
"Kondisi ini bisa mencegah erosi yang disebabkan oleh angin dan air, sehingga vetiver dijuluki sebagai 'kolom hidup'," kata Agus.
Baca juga: Viral Video Pergerakan Tanah di Sungai Ci Durian Bogor, Ini Penjelasan BNPB
Ia mengatakan, akar-akar vetiver yang masuk ke dalam tanah sedalam kurang lebih 3 meter.
Posisi akar tersebut akan berfungsi seperti kolom-kolom beton yang menahan tanah agar tidak longsor. Sehingga, tanah menjadi stabil.
"Barisan itu juga menahan material erosi di belakang tubuhnya yang dapat mengurangi kecuraman dan akhirnya membentuk teras-teras yang lebih landai," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.