JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia menyampaikan simpati mendalam atas insiden kebakaran hutan yang tengah terjadi di Australia.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi saat menerima Kuasa Usaha Kedutaan Besar Australia di Jakarta di Kantor Kementerian Luar Negeri, Senin (6/1/2020) siang.
"Received the Charge d’Affaires of the Australian Embassy at MOFA this afternoon. Conveyed Indonesia’s deepest condolences and sympathies on the on-going bushfires that has swept across Australia,” demikian tulis Retno melalui akun Twitter resminya, seperti dikutip Kompas.com, Selasa (7/1/2020).
Sebagai negara sahabat, Retno menyatakan, Indonesia siap membantu Australia setiap saat.
“Indonesia stands ready to assist in this time of need. A friend in need is a friend indeed," lanjut Retno.
Baca juga: Apa Itu Krisis Iklim, Penyebab Banjir di Indonesia sampai Kebakaran di Australia?
Dilansir dari BBC, kebakaran hutan terjadi di Australia telah terjadi sejak September 2019. Dalam rentang waktu itu hingga saat ini, kebakaran tersebut menyebabkan 23 orang tewas.
Selain itu, lebih dari 1.200 rumah hancur dan jutaan hektar lahan hangus.
Sementara itu dikutip dari Bloomberg, musim panas yang baru saja dimulai serta kekeringan panjang dikhawatirkan banyak pihak akan menyebabkan semakin banyak korban berjatuhan.
Kebakaran paling parah terjadi di wilayah New South Wales. Di wilayah ini, 8,9 juta hektar hutan dan semak-semak hancur.
Sementara itu, lebih dari 2,2 juta hektar lahan telah dibakar di Victoria. Kebakaran tersebut sangat besar hingga mengakibatkan cuaca tak terkendali.
Di barat laut Sydney, kebakaran Gunung Gospers menghancurkan sedikitnya 1,2 juta hektar atau sekitar 7 kali luas Singapura.
Baca juga: Akibat Kebakaran Hutan, Setengah Populasi Koala di Pulau Australia Ini Mati
Kebakaran hutan juga sempat membuat langit memerah dan gelap di wilayah tenggara Australia serta membuat suhu melebihi 40 derajat celcius di beberapa daerah.
Bahkan, di bagian barat Sydney suhu mencapai 48,9 derajat celcius. Sekitar 1.365 rumah hancur di New South Wales akibat kebakaran hutan yang terjadi di wilayah ini.
Jumlah tersebut masih terus meningkat karena kebakaran hutan belum teratasi.
Kebakaran ini juga berdampak terhadap perekonomian di Australia. Dewan Asuransi Australia menyebutkan, ada 5.259 klaim senilai 321 juta dollar Australia yang diajukan.
Sementara, Konsultasi SGS Economics and Planning telah memperkirakan ekonomi Sydney kehilangan sebanyak 50 juta dollar Australia setiap hari akibat kabut asap yang terjadi.
Perekonomian Australia dinilai menghadapi tekanan yang mengancam industri mulai dari pertanian, property hingga pariwisata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.