Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obituari yang Kekurangan Kata untuk Kong Latip...

Kompas.com - 29/12/2019, 17:44 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

BETAWI tulen, jengkol, mancing, dan nongkrong seru. Itu mungkin gambaran paling ringkas untuk dia. Karena, selebihnya adalah pekerjaan dan pekerjaan.

Moh Latip. Itu nama resminya. Ejaannya suka-suka dia. Paling umum, Moh Latief atau malah dibalik jadi Latief Muhammad seperti di salah satu akun media sosial milik dia.

Panggilan bekennya Kong Latip atau Bang Latip. Saya, memanggilnya Mas Latip, kadang disingkat jadi Masla.

Seorang kawan punya kenangan tak terlupakan urusan pekerjaan dengan dia. Konon suatu hari si kawan ini sedang meriang atau lagi malas saja liputan. Pakai alasan tak enak badan, maksud hati minta izin tak bekerja. Yang terjadi?

“Masih bisa (maaf) ngaceng kan? Kalau masih bisa, berangkat,” ujar si kawan menirukan jawaban mas Latip.

Kesannya otoriter ya? Padahal, orangnya asoy geboy, santai serasa di pantai. Syaratnya cuma satu, “Pekerjaan beres Pal.”

Kalau menembus sumber yang diburu ketemu halangan, Masla juga bukan tipe lepas tangan. Seperti si kawan di awal cerita, ada jurus dari Mas Latip yang terbukti tokcer, “Pakai saja (sebut) namaku.”

Tim tak terduga

Sebagai pendatang belakangan, saya tak pernah terpikir bakal satu tim dengan mas Latip. Bergabung ke Kompas.com sejak 2008, Masla sudah melewati sejumlah kanal yang berbeda.

Waktu saya datang, dia dedengkot kanal properti merangkap edukasi. Saya, anak kanal news, ceritanya. 

Sampai suatu ketika kami disatukan nasib karena kebutuhan kantor. Yang bisa mengerjakan ternyata tidak mau, yang mau mengerjakan sebaliknya enggak bisa. Saya jadi “tumbal”.

Enggak langsung dipercaya, itu pasti. Di awal kolaborasi, perintahnya keras, “Sudah, elu kerjakan saja yang gue bilang, selebihnya dari gue.” Hingga, realita mengajukan tuntutan beban kerja lebih banyak dan akhirnya keluar kalimat, “Elu pegang semua ya.”

Kolaborasi berlanjut sampai membentuk sistem kerja content marketing di Kompas.com. Belajar bareng tentang digital marketing untuk native ads di media dalam level advance dan premium.

Buat yang enggak ngerti, kerja kami hanya minum kopi di kantin belakang. Begadangnya enggak ketahuan. Ketambahan, koar-koar Kong Latip sambil nyengir adalah, “Di kantor kok kerja?” 

Dari majalah sampai tujuan curhat

Besar dari lingkungan majalah Matra, Kong Latip adalah segolongan penulis yang ekspresif. Tulisannya soal mewaspadai serangan jantung berdasarkan pengalaman pribadinya sampai di-copy-paste banyak situs web dan blog. Pilihan kata-katanya pun longgar, bahkan “ngehe”.

Baca juga: Awas Maut... Ini Serangan Jantung, Bukan Masuk Angin!

Pengalaman di majalah bersegmen khusus menjadi bekal Mas Latip menyorot isu-isu di balik layar. Pada bulan-bulan isu reguler tak kuat, bukan barang aneh kalau perintahnya adalah menjajal peliputan dan atau model penulisan yang relatif jarang atau bahkan belum ada di Kompas.com.

Bukan Kong Latip juga kalau pekerjaan jadi bikin hidup enggak seru. Nongkrong sambil minum kopi, dengan becandaan ala Warkop dan Benyamin Sueb jadi andalan. Jadul? Memang!

Tapi itu malah uniknya. Terbukti gaya dia yang tak biasa juga bikin banyak orang nyaman numpang curhat, terutama urusan asmara dan relasi personal. Rumah tangganya sering jadi contoh, baik soal masa pacaran maupun lika-liku dialektika ketika sudah menjadi suami istri.

Pujian untuk sang istri jelas enggak ketinggalan, dalam aneka ragam ekspresi yang kadang kala juga satire bahkan sembari tertawa tengil saat mengungkapkannya.

Keluarga Moh LatipDOK PRIBADI VIA FB/LATIEF MUHAMMAD Keluarga Moh Latip

Misal, “Bini gue kalau udah ngomel berisik banget. Gue diem aja lah daripada berantem. Tapi biasanya dia bener. Memang dia ngerti banget gue luar dalam. Pacaran aja berapa kali itu putus nyambung, ya udah ini memang jodoh gue.”

Jadi, kalau lihat Mas Latip sedang bicara serius di pojokan dengan seseorang atau banyak orang, jangan langsung dikira sedang bahas pekerjaan ya. Bisa jadi itu sesi curhat.

Yang lucu, kalau sudah merasa dekat, kadang-kadang relasi dengan Mas Latip sudah jauh banget dari bayangan struktur kantor. Jadinya malah seperti saudara, sahabat, bahkan keluarga. Bagaimana tidak, kalau komunikasinya sudah sampai level saling memahami reaksi manyun dan “penaklukannya”, meski itu semua demi pekerjaan beres?

Di mana jengkol dan mancingnya? Jengkol adalah menu favoritnya yang bila perlu diumumkan dengan penuh kebanggaan. Mancing, ini hobi utama setelah naik gunung tak bisa jadi pilihan setiap saat.

Moh Latip edisi pamer hasil kemenangan kompetisi mancing.DOK PRIBADI VIA FB/MOH LATIP Moh Latip edisi pamer hasil kemenangan kompetisi mancing.

Berjuta kenangan...

Tulisan ini tak akan pernah bisa menggambarkan sosok Latip bagi setiap orang yang pernah dia sapa. Rasanya, tak akan pernah cukup kata untuk bercerita apalagi tepat dan lengkap menggambarkan sosoknya.

Lebih-lebih, saya cuma ibarat tukang eksekusi selama berkolaborasi dengannya. Soal bergaul dan bercanda, saya terlalu garing untuk bisa mengimbangi Mas Latip dan teman-temannya yang lebih lekat.

Kalau pengin tahu sosok dia dalam beragam rupa, intip saja media sosial macam Facebook  dan Instagram, lalu ketikkan namanya di kolom pencarian. Beragam rangkaian ungkapan duka yang mengiringi kepergian dan pemakamannya, sudah bercerita banyak dengan aneka rupa dimensi kenangan yang dia terakan pada masing-masing manusia.

Iya, Kong Latip mangkat pada Sabtu (28/12/2019), menjelang pukul 23.00 WIB, pada usia 43 tahun. Kini dia berbaring tenang di TPU Kampung Serab, setelah pemakaman pada Minggu (29/12/2019) pagi.

Aliran tak putus tamu takziah, penuhnya barisan shalat jenazah, hingga keriuhan areal TPU saat pemakaman, semoga menerakan tanda khusnul khotimah—akhir yang baik—untukmu, Kong....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com