Pada dasarnya analisis wacana ada dalam dua arus besar, kritis dan pluralis. Dalam pandangan kritis bahwa sebuah wacana menjadi bagian dominasi dari pihak-pihak yang kuat, sedangkan pluralis sebaliknya.
Titik sentral dari pemikiran pluralis adalah dari beragamnya pendapat itu yang pada akhirnya mencapai ekuilibriumnya dalam bentuk konsensus. Konsensus adalah sesuatu yang baik, dan media memainkan peranan penting dalam menciptakan konsensus.
Konsensus dibentuk melalui praktik sosial, politik, disiplin legal dan bagaimana kelas, kekuasaaan, dan otoritas itu ditempatkan. Menurut Hall, konsensus tersebut tidak timbul secara alamiah dan spontan, tetapi terbentuk lewat proses yang kompleks yang melibatkan konstruksi sosial
Wacana yang berkembang terkait presiden tiga periode selama ini sudah masuk ke MPR, hal ini terbukti dari rangkaian safari silaturahim lembaga ini ke sejumlah partai politik dan ormas kebangsaan terkait amandemen terbatas Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Bahkan Nahdatul Ulama (NU) meminta Presiden ditetapkan melalui MPR.
Wacana tiga periode ini sesungguhnya sedang menganggap bahwa proses kaderisasi politik dan pergiliran kekuasaan tidak mungkin terjadi. Proses pembangunan bangsa ini hanya dapat dilakukan oleh satu dua orang.
Penulis lihat jika wacana ini terus bergulir dan mendominasi ruang publik sungguh naif sekali, melembagakan proses penyempurnaan sistem ditumpukan kepada persoalan personifikasi bukan institusionalisasi.
Padahal dalam sistem ketatanegaraan kita proses penjatuhan presiden sudah sangat rumit dan rijit, berjenjang dan berproses. Maka sangat aneh, jika kemudian melakukan pengkhianatan di pucuk kekuasaan.
Hal yang bisa menghentikan wacana tiga periode ini sesungguhnya bukan pembantu presiden atau siapapun, namun presiden itu sendiri.
Seseorang yang sedang ada ditampuk kekuasaan, apakah mampu menjaga jarak antara kesadaran dirinya dan realitas sistem demokrasi yang sedang dia bangun.
Wacana ini harus berhenti dari pusaran kekuasaan,maka dari sanalah kita bisa berharap bahwa kesejehteraan lewat sistem demokrasi bisa diwujudkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.