JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menunjuk tujuh staf khusus milenial untuk membantunya dalam kabinet periode kedua 2019-2024.
Ketujuh pemuda pilihan Jokowi itu yakni Putri Indahsari Tanjung, Adamas Belva Syah Devara, Ayu Kartika Dewi, Angkie Yudistia, Gracia Billy Yosaphat Membrasar, Andi Taufan Garuda, dan Aminuddin Ma'ruf.
Secara umum, stafsus milenial diharapkan bisa memberi masukan-masukan segar kepada presiden terkait kebijakan-kebijakan pemerintah.
Namun, kehadiran mereka pun bukan tanpa kontroversi. Ada sebagian yang menilai stafsus milenial Jokowi ibarat hanya jadi "pajangan untuk mempercantik kabinet agar dianggap dekat dengan milenial.
Baca juga: Jokowi Sudah Beri Dua PR untuk Stafsus Milenial, Apa Saja?
Sementara itu, di lain sisi, ada pula yang menaruh harapan besar.
Berikut rangkuman Kompas.com mengenai stafsus milenial Jokowi:
Entrepreneur hingga edupreneur
Tujuh stafsus milenial pilihan Jokowi umumnya berlatar belakang entrepreneur, sociopreneur, dan edupreneur.
Putri Indahsari Tanjung merupakan anak pengusaha Chairul Tanjung. Ia merupakan founder dan CEO Creativepreneur Event Creator.
Selanjutnya, Adamas Belva Syah Devara merupakan CEO sekaligus co-founder perusahaan rintisan dan aplikasi Ruangguru. Kemudian, Ayu Kartika Dewi adalah perumus gerakan Sabang Merauke.
Berikutnya adalah Angkie Yudistia yang merupakan penyandang tunarungu. Ia pendiri Thisable Enterprise untuk membantu memberdayakan mereka yang memiliki keterbatasan.
Kemudian, Gracia Billy Yosaphat Membrasar merupakan satu-satunya milenial dari tanah Papua.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB), kini ia menempuh pendidikan di University of Oxford.
Lalu ada Andi Taufan Garuda Putra yang merupakan founder sekaligus CEO Amartha Mikro Fintek, startup yang bergerak di bidang keuangan Mikro.
Baca juga: Polemik Stafsus Milenial: Kerja Tak Full Time, Gaji Besar, hingga Dianggap Gimik
Terakhir, Aminudin Ma'ruf, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) 2014-2016.