Atas percobaan itu, Kompasianer Aji Najiullah Thaib memberi beberapa catatan, seperti jalan yang dilalui belumlah terasa smooth seperti jalan tol pada umumnya.
Kasarnya lapisan aspal masih sangat terasa, sehingga sangat mengganggu kenyamanan. (Baca selengkapnya)
3. Harga Demokrasi di Amerika Serikat, Presiden dalam Proses Dimakzulkan
"Siapa bilang bahwa demokrasi itu murah?" tulis Kompasianer Yupiter Gulo dalam membuka opininya mengenai rencana DPR Amerika Serikat untuk memakzulkan Presiden Donald Trump.
Ini pula, lanjut Kompasianer Yupiter Gulo mencontohkan, prinsip demokrasi berada dalam sebuah dinamika keseimbangan yang memiliki gelombang yang sama.
"Pentingnya demokrasi dijunjung tinggi itu menjadi jauh lebih penting bagi sebuah negara yang memiliki peran besar dan penting," lanjutnya.
Namun, terlepas dari pertimbangan politik, sejarah tetap akan mencatat tentang alasan utama mengapa seseorang presiden dimakzulkan. (Baca selengkapnya)
4. Gurumu Garang? Selamat, Sekolahmu Sudah Beruntung
Akan selalu ada guru yang tampak garang dalam kegiatan-mengajar di kelas. Dan biasanya, peserta didik akan takut terhadap guru yang seperti itu.
Namun, berbeda dengan pandangan Kompasianer Ozy Alandika, guru yang garang tersebut, baginya, semakin banyak guru melarang maka semakin sayang guru itu.
"Walau kadang kesannya terlalu garang bahkan bengis, tetap saja dibalik semua itu ada ketakutan dan kekhawatiran yang besar di hati guru," lanjutnya.
Tetapi, bagaimana jika sampai ada luka secara fisik? (Baca selengkapnya)
5. ASN Tidak Boleh Jemput Anak di Jam Kerja, Serius?
Meski tidak berprofesi sebagai ASN, tetapi ketika mencuatnya isu dilarangnya ASN untuk menjemput anaknya pulang sekolah, Kompasianer Tommy TRD berpendapat, profesi apapun seharusnya tidak memiliki hak untuk mencampuri sebuah hubungan orangtua dan anak.
"Jika menjemput anak akan menghadapi pemotongan tunjangan, berapa orang yang akan lebih memilih rupiah dibandingkan waktu bersama anaknya?" tulisnya.
Bahkan Kompasianer Tommy TRD lebih memilih kehilangan pekerjaan semacam itu jika dibandingkan harus kehilangan anaknya. (Baca selengkapnya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.