Ketua WP KPK Yudi Purnomo beralasan, Artidjo dan Albertina adalah sosok yang memiliki integritas dan sikap antikorupsi.
"Tentu saja jika benar akan menjadi hal positif karena masyarakat sudah mengenal rekam jejak, integritas dan sikap antikorupsinya, terutama Pak Artidjo Alkostar yang diketahui merupakan momok menakutkan bagi koruptor dan tak segan menghukum berat," kata Yudi dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Bursa Dewan Pengawas KPK yang Mendapat Respons Positif
Kendati demikian, ia mengingatkan, agar nama-nama lain yang akan mengisi posisi itu juga harus memiliki kredibilitas dan integritas yang sama dengan Artidjo dan Albertina.
Hal senada juga disampaikan Komisioner KPK terpilih 2019-2023, Alexander Marwata.
Menurut dia, pengalaman Ruki dalam memimpin KPK dapat menjadi sosok yang tidak akan segan dalam mengawasi dan menegur pimpinan dan pegawai KPK yang dianggap melenceng dan melanggar kode etik.
"Pak Ruki kan mantan pimpinan KPK dua kali, yang pertama dan jilid tiga, lima. Pasti dia paham proses bisnis di KPK. Jadi, ketika ada sesuatu yang berlebihan, pasti dia paham," kata Alex saat dijumpai di Gedung ACLC KPK.
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menilai ada kesalahpahaman terkait ancaman yang dilontarkan istrinya, Nevi Zuariana, terhadap Ketua DPD Gerindra Sumatera Barat, Andre Rosiade. Ancaman dilontarkan dalam sebuah grup WhatsApp.
Menurut Irwan Prayitno, istrinya tidak mengancam Andre Rosiade, melainkan ingin menasihati karena ada kesalahan data. Irwan melihat istrinya hanya ingin meluruskan komentar Andre yang salah karena dinilai membelokkan fakta dirinya ditegur Kemendagri karena ke luar negeri.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima mengatakan kasus chat tembak mati oleh Istri Gubernur Sumatera Barat termasuk ancaman kepada Andre Rosiade, maka harus ditindaklanjuti. Namun, jika menyangkut pelanggaran etika, itu merupakan ranah Mahkamah Kehormatan Dewan. Aria juga menyebut pihaknya tidak memiliki wewenang untuk memberi hukuman terhadap kasus itu.