Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walhi Sebut Cara Pemerintah Pindahkan Ibu Kota Seperti Orang Hendak Berlibur

Kompas.com - 17/12/2019, 18:03 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengkritik keputusan Presiden Joko Widodo memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan tanpa didahului kajian yang matang.

Kepala Departemen Advokasi WaIhi Zenzi Suhadi menyebut, keputusan Presiden Jokowi memindahkan ibu kota ke Kalimantan tak ubahnya dengan orang yang sedang ingin berlibur.

"Kalau begini cara mengambil keputusannya, seolah presiden sedang mau liburan. Sudah suntuk dengan Jakarta nyari tempat baru yang hijau yang fresh, diputuskan pindah," kata Zenzi dalam diskusi di Kantor YLBHI, Selasa (17/12/2019).

Baca juga: Tol Ibu Kota Baru Bakal Dilintasi 10.000 Pengendara

Zenzi menegaskan, pemindahan ibu kota membutuhkan kajian yang matang karena jadi momentum membuat peradaban baru sebuah bangsa.

Sedangkan, menurut Zenzi, pemerintah belum melakukan kajian matang terkait pemindahan ibu kota.

Ia berpendapat, pemindahan ibu kota hanya akan menghabiskan uang yang seharusnya dapat dialolasikan ke sektor lain yang lebih membutuhkan.

"Sekarang, kita periksa, apalah memindahkan Istana ini adalah situasi yang penting dan mendesak untuk dilakukan? Ada masih sangat banyak PR negara ini, di provinsi-provinsi lain yang harus diselesaikan dengan uang yang ada," kata Zenzi.

Kritik senada disampaikan Koordinator Jaringan Advokasi Tambang Merah Johansyah. Ia menyebut wacana pemindahan ibu kota tidak melibatkan masyarakat, khususnya warga Kalimantan Timur yang akan paling terdampak.

Baca juga: Mobil Menteri Hampir Masuk Jurang Saat Jokowi Tinjau Ibu Kota Baru

"Tidak ada konsultasi publik di situ. Yang terjadi adalah presiden putuskan duluan, setelah itu baru dikaji. Terbalik, mestinya dikaji dulu, baru diumumkan. Jadi ini kejahatan terhadap partisipasi publik," kata Merah.

Diberitakan, Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan ibu kota baru berada di Kalimantan Timur. Hal itu disampaikan Jokowi dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019).

"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com