Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD Berharap Pembebasan Tiga WNI Tak Timbulkan Korban Jiwa

Kompas.com - 17/12/2019, 15:00 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD berharap pembebasan tiga warga negara Indonesia yang disandera kelompok teroris Abu Sayyaf dapat dilakukan tanpa menimbulkan korban jiwa.

"Selama ini untuk tetap berusaha membebaskan tersandera tanpa korban jiwa dan tanpa menodai kedaulatan negara kita maupun negara-negara yang bersangkutan," ujar Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa (17/12/2019).

Mahfud memastiikan, pemerintah sendiri telah mengambil langkah pembebasan para sandera.

Baca juga: Mahfud MD Gelar Rakortas, Bahas Pembebasan 3 WNI yang Disandera Abu Sayyaf

Hanya saja langkah-langkah strategis tersebut dirahasiakan karena menyangkut jalannya operasi pembebasan.

"Tentu ini rahasia. Karena kalau dibuka, itu namanya bukan sebuah tindakan untuk pembebasan. Pokoknya kami sudah kompak sudah punya solusi langkah dengan berbagai tahapannya," jelas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu.

Dia menegaskan, negara memiliki tanggung jawab untuk menyelamatkan tiga WNI tersebut.

"Pokoknya kita akan menyelamatkan mereka karena negara harus bertanggung jawab atas keselamatan warganya," tegas Mahfud.

Baca juga: Pemerintah Masih Bernegosiasi Bebaskan WNI yang Disandera Abu Sayyaf

Sebelumnya, sebanyak tiga nelayan asal Indonesia disandera oleh kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina. Ketiganya diculik saat sedang mencari ikan di perairan Lahad Datu, Malaysia.

Kementerian Luar Negeri Indonesia pun telah membenarkan bahwa tiga orang di dalam rekaman video di laman Facebook, adalah warga dari Baubau dan Wakatobi.

Kelompok Abu Sayyaf meminta tebusan Rp 8 miliar yang disampaikan melalui laman Facebook.

Dari informasi yang dihimpun Kompas.com, tiga nelayan Indonesia itu diidentifikasi diketahui bernama Maharudin Lunani (48), anaknya Muhammad Farhan (27) dan kru kapal Samiun Maneu (27).

Baca juga: Prabowo Temui Mahfud MD, Bahas Alutsista hingga Penyanderaan WNI

Dalam video berdurasi 43 detik yang dirilis pekan lalu, Samiun menyebutkan mereka adalah nelayan Indonesia dan bekerja di Malaysia.

"Kami ditangkap Kelompok Abu Sayyaf pada 24 September 2019," ujar Samiun dalam bahasa Indonesia.

Mereka meminta perusahaan maupun pemerintah membebaskan mereka.

"Kami minta kepada Presiden Indonesia untuk membebaskan kami. Mereka (Abu Sayyaf) minta tebusan 30 juta peso (Rp 8 miliar)," ucap Samiun. 

 

Kompas TV

Gubernur DKI Jakarta menyatakan penghargaan Adikarya Wisata 2019 untuk diskotek Colosseum Jakarta dibatalkan. Pemberian penghargaan ini dievaluasi oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Anies juga menyatakan sejumlah pejabat yang terlibat dalam pemberian penghargaan pada Colosseum Jakarta akan diperiksa. Bahkan, PLT Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dipecat alias dicopot. PLT Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yaitu Alberto Aji diganti oleh Asisten Sekda Bidang Perekonomian Sri Haryati. 

Anies juga mengevaluasi pemberian ini termasuk menonaktifkan sejumlah pejabat yang terlibat dalam pemberian penghargaan pada diskotek Colosseum ini sampai pemeriksaan selesai.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta memberikan penghargaan kepada diskotek Colosseum pada 6 Desember 2019 dengan alasan diskotek Colosseum sudah menaati peraturan dan telah bersih dari narkoba. Sementara dari pihak BNN Provinsi DKI Jakarta menyatakan diskotek Colosseum masih bermasalah dengan narkoba sehingga penghargaan itu dibatalkan oleh Anies Baswedan.

#colosseumjakarta #aniesbaswedan #pltkadispariwisatadipecat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com