JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Papua Barat yang baru dilantik, Brigjen (Pol) Tornagogo Sihombing, akan mendepankan soft approach dalam kerjanya ke depan.
"Pendekatan yang kami lakukan adalah soft approach. Artinya, dalam konteks kesejahteraan dan lebih ke adat istiadat di sana yang utama," ungkap Tornagogo di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (16/12/2019).
Ia mengatakan bahwa adat istiadat di suatu tempat tidak mungkin diubah.
Baca juga: Indeks Kerukunan Umat Beragama 2019 Versi Kemenag: Papua Barat Tertinggi, Aceh Terendah
Maka dari itu, Tornagogo akan memadukan adat istiadat tersebut dengan program pemerintah serta Polri.
"Tapi justru dengan situasi kamtibmas, dengan program pemerintah atau program kepolisian yang menjadi tolok ukur program Kapolri, kita harus kombinasikan, sinergi dengan adat istiadat di sana," kata dia.
Ia juga mengakui bahwa Papua Barat mempunyai tantangan tersendiri. Tornagogo pun berharap ia dapat bersinergi dengan pemerintah daerah maupun masyarakat setempat.
Maka dari itu, langkah pertama yang akan dilakukannya, yakni mengenal seluk-beluk internal Polda Papua Barat terlebih dahulu.
Baca juga: 743 Kilometer Trans-Papua Barat Sudah Beraspal
"Pertama kali saya mengetahui dulu tentang internal organisasi di Polda Papua Barat. Hal itu jadi modal saya untuk melakukan hal yang lebih baik," ujar Tornagogo.
Sebelum dimutasi sebagai Kapolda Papua Barat, Tornagogo diketahui menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri.
Tornagogo juga diketahui pernah menjabat sebagai Direktur Narkoba Polda Papua pada tahun 2014.
Ledakan terjadi di luar Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Senin (16/12/19). Imam Besar Masjid Istiqlal, KH. Nasaruddin Umar pun sempat kaget mendengar suara ledakan dari sekitar masjid. Semula ia menduga suara ledakan itu dari sekitar masjid. Sopirnya mengatakan ledakan tersebut terjadi di depan atau dalam Hotel Sriwijaya yang jaraknya hanya beberapa meter saja dari Istiqlal.
“Iya tadi bakda (habis) duhur kejadiannya,” ujar Imam Besar Masjid Istiqlal, K.H.Nasaruddin Umar, saat dihubungi Kompas.TV, Senin (16/12/2019).
Dilansir dari Kompas.com, Kepala Protokol Humas Istiqal Abu Hurairah mengatakan, benda mencurigakan itu ditemukan di antara Masjid Istiqal dan Hotel Sriwijaya. Warga langsung melaporkan penemuan itu kepada polisi. Polisi pun langsung meledakkan barang mencurigakan tersebut. Kendati demikian, Abu Hurairah tak mengetahui isi benda mencurigakan itu.
Kapolres Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan mengatakan, benda mencurigakan yang ditemukan tersebut bukan bom.
"Enggak ada bom (yang ditemukan di luar Masjid Istiqlal)," kata Harry saat dikonfirmasi Kompas.com.
#Ledakan #Istiqlal #MasjidIstiqlal