Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Budi Pego: Bertani Buah Naga Sembari Lancarkan Penolakan Tambang Emas

Kompas.com - 16/12/2019, 13:11 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Aktivis lingkungan Heri Budiawan atau Budi Pego berpendapat kehadiran perusahaan tambang emas di kawasan Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur, tak memengaruhi kesejahteraan warga sekitar.

Mengingat, ia dan warga lainnya sudah memiliki penghasilan utama dari pertanian buah naga.

Sejak 2012 atau tepatnya setelah pulang merantau dari Arab Saudi, Budi menanam buah naga di atas lahan miliknya seluas 6 ribu meter persegi. Saban bulannya, Budi nyaris tak pernah absen memanen.

"Sebulan bisa dua kali panen. Sekali panen bisa dua ton buah naga, kira-kira sekitar Rp 36 juta, dapat," ujar Budi ketika ditemui Kompas.com di kantor Wahana Lingkungan Indonesia (Walhi), Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Baca juga: Kisah Budi Pego, Aktivis dengan Tuduhan Komunis: Tetap Tolak Tambang Emas Usai Dibui (Bagian I)

Lahan itu tak jauh dari kediamannya di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur.

Budi melancarkan aksinya karena khawatir lahannya akan dicaplok perusahaan tambang emas milik anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold, yaitu PT Bumi Suksesindo (PT BSI) dan PT Damai Suksesindo (PT DSI).

Budi mengungkapkan, Bupati Abdullah Azwar Anas berdalih kehadiran perusahaan tambang guna meningkatkan kesejahteraan warga sekitar lokasi tambang.

Namun, dalih itu ia bantah. Bahwa, tanpa kehadiran perusahaan pun perekonomian warga sudah tercukupi.

Sebaliknya, adanya perusahaan justru mengancam sumber pendapatan mereka yang umumnya merupakan petani. Karena itu, Budi dan warga lainnya kemudian melakukan perlawanan.

"Tanpa ada perusahaan, warga sudah sejahtera," kata Budi.

Baca juga: Komnas HAM Dukung Upaya Hukum Budi Pego, Aktivis yang Dituding Komunis

Tak hanya buah naga, Budi juga bercocok tanam buah jeruk. Namun buah naga tetap menjadi andalan utamanya. Hasil pertanian itu ia kirimkan ke berbagai daerah. Seperti ke Surabaya, Kediri, Kupang, Jakarta, hingga Medan.

Di tengah kegiatannya sebagai petani, Budi juga fokus menggelar aksi penolakan dan perlawanan terhadap perusahaan tambang emas.

Nahas bagi Budi, akibat aksi penolakan dan perlawanannya ia dilaporkan perusahaan ke kepolisian setempat dari kurun waktu 2014 hingga 2017.

Bahkan laporan terakhir mengantarkannya mendekam ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Banyuwangi.

Baca juga: Pakar Hukum Eksaminasi Putusan Kasus Budi Pego, Aktivis yang Dituding Komunis

Budi dituduh telah menyebarkan ajaran komunisme lewat salah satu spanduk "gadungan" dalam aksi terakhirnya di depan kantor Kecamatan Pesanggaran pada 4 April 2017.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com