Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua MPR: Ada Indikasi Lunturnya Jiwa Kebangsaan Orang Muda

Kompas.com - 16/12/2019, 10:34 WIB
Tsarina Maharani,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan, saat ini ada indikasi lunturnya jiwa kebangsaan di kalangan pemuda.

Ia menyebut salah satu alasannya adalah impor budaya asing yang makin masif.

"Karena perubahan zaman dan derasnya impor budaya asing menyebabkan sebagian orang muda masa kini nyaris kehilangan jati diri keindonesiaannya," kata Bambang dalam keterangan tertulis, Senin (16/12/2019).

Selain itu, kata Bambang, juga ada temuan bahwa intoleransi dan radikalisme sudah menyusup ke institusi pendidikan.

Baca juga: Hari Santri Nasional: Santri Garda Terdepan Keberagaman dan Kebangsaan

"Ditemukan fakta bahwa sikap dan pola pikir intoleran serta radikalisme sudah menyusup ke satuan pendidikan tingkat dasar hingga atas," tuturnya.

"Lalu, sepuluh perguruan tinggi sudah terpapar radikalisme," imbuh Bambang.

Jiwa kebangsaan yang dimaksud Bambang adalah sikap toleransi, budi pekerti, dan persaudaraan.

Ia mengatakan sejak dahulu Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang santun dan toleran.

"Di dalamnya mencakup pembangunan dan pembentukan budi pekerti yang baik, perilaku hidup bermasyarakat yang toleran hingga semangat persaudaraan dengan bangsa lain," ujarnya.

Baca juga: Ketua DPR Ajak Semua Pihak Rajut Nilai Kebangsaan

Menurutnya, lunturnya jiwa kebangsaan di kalangan pemuda itu berpotensi menimbulkan kerusakan bangsa. Bambang pun menegaskan kerusakan itu perlu diperbaiki.

"Apa yang terlihat sekarang ini adalah gejala lunturnya jiwa kebangsaan Indonesia itu pada sebagian orang muda. Bahkan ada kelompok yang tidak lagi merasa bangga sebagai orang Indonesia. Semua itu layak dilihat sebagai sebuah kerusakan. Dan, sudah barang tentu kerusakan itu harus diperbaiki," kata Bambang.

Oleh karena itu, Bambang mendorong pemerintah agar berupaya membangun jiwa kebangsaan melalui program-program yang diterapkan kementerian.

"Mendesak pemerintah untuk mulai berupaya memperkuat jiwa kebangsaan atau yang lazim dikenal dengan ungkapan nation character building," ujarnya.

Baca juga: Jokowi Apresiasi Strategi MPR Sentuh Anak Muda dalam Sosialisasi Nilai Kebangsaan

Ia berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) menyisipkan kurikulum yang mampu menyentuh pembangunan karakter kebangsaan.

"Sudah ada momentum untuk melakukan perbaikan atas kerusakan itu, karena dalam lima tahun ke depan, pemerintah akan fokus membangun sumber daya manusia (SDM) Indonesia," ujarnya.

"Namun, karena ada kenyataan bahwa sebagian orang muda nyaris kehilangan jati diri ke-Indonesia-annya, kedua kementerian itu diharapkan bisa menyisipkan kurikulum yang menyentuh pembangunan karakter atau jiwa kebangsaan Indonesia. Dengan pendekatan sepert itu, pondasi NKRI akan semakin kokoh di masa depan," kata Bamsoet.

Kompas TV Presiden Joko Widodo, Kamis (31/1/2019) kemarin menghadiri hari lahir ke-93 Nahdlatul Ulama di Jakarta. Dalam sambutannya Presiden Joko Widodo menyatakan keprihatinannya adanya saling ejek dan saling hina yang masih terjadi di media sosial saat ini. Presiden menyatakan Nahdlatul Ulama merupakan ormas yang hingga saat ini menjaga nilai nilai kebangsaan. Kegiatan yang berlangsung di Jakarta Convention Center dihadiri Ketua Umum PBNU dan sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com