Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/12/2019, 07:26 WIB
Tsarina Maharani,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

"Apakah misalnya ia dikondisikan dengan aman, apakah ia di-bully di kelas, apakah mendapatkan tekanan dari orang tua, guru, dan teman di lingkungan, apakah diberikan ajaran yang tidak toleran, apakah ia diberikan kesempatan beropini," jelas Nadiem.

Gagasan Nadiem ini menuai beragam pendapat dari publik.

Apa kata para siswa dan orang tua?

Rizqi Ibrahim Kasih (siswa kelas 8 SMPN 1 Rajeg) mengaku senang sistem UN diganti dengan sistem lain.

"Senang kalau UN enggak ada, karena jadi enggak belajar," ungkap Rizqi menanggapi rencana penghapusan UN.

Baca juga: Rapat Kerja Komisi X, Nadiem Jelaskan Konsep Pengganti UN

Menurut Rizqi, materi UN terlalu banyak bagi dirinya. Hal itu ia alami saat mengikuti UN di kelas 6 SD.

Oleh karena itu, ia mengaku senang apabila UN diganti dengan sistem penilaian lain.

Lantas, penilaian seperti apa yang diinginkan Rizqi?

"Penginnya kayak ujian biasa, kayak UAS. Pelajarannya kan baru-baru. Enggak perlu menghapal banyak-banyak," tutur dia.

Berbeda dengan sang putra, Elly Yuliani mengaku tak setuju UN dihapus.

"Enggak setuju UN dihapus. Nanti anaknya makin tambah malas belajar," kata Elly.

Meski dia mengakui ada sedikit kekhawatiran ketika anak-anak menghadapi UN, Elly mengatakan UN mendorong anak rajin belajar.

"Di satu sisi mendorong anak lebih rajin. Kalau enggak ada UN, anaknya mau ke mana," ujar dia.

Namun, Elly mendukung apabila pemerintah menyiapkan sistem penilaian lain bagi para siswa. Ia berharap penilaian itu diterapkan secara matang.

Baca juga: Pengganti UN Menilai Kemampuan Literasi dan Numerasi, Apa Itu?

"Harus dikajinya lebih dalam, jangan asal-asalan. Supaya pendidikan ke depan lebih baik. Seperti sekarang pelajaran anak-anak juga berlebihan menurut saya," kata dia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Gugatan Perdata Keluarga Brigadir J Terhadap Ferdy Sambo dkk Lanjut ke Tahap Mediasi

Gugatan Perdata Keluarga Brigadir J Terhadap Ferdy Sambo dkk Lanjut ke Tahap Mediasi

Nasional
Hasil Rekapitulasi KPU: PAN Unggul di Provinsi Maluku, Diikuti PKS dan PDI-P

Hasil Rekapitulasi KPU: PAN Unggul di Provinsi Maluku, Diikuti PKS dan PDI-P

Nasional
Mendes Abdul Halim Bantah PKB Ditawari Jatah Kursi di Kabinet Prabowo saat Bertemu Jokowi

Mendes Abdul Halim Bantah PKB Ditawari Jatah Kursi di Kabinet Prabowo saat Bertemu Jokowi

Nasional
KPU Rekapitulasi Suara Papua dan Papua Pegunungan Hari Terakhir, Besok

KPU Rekapitulasi Suara Papua dan Papua Pegunungan Hari Terakhir, Besok

Nasional
Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui 81.000 Surat Suara Tak Terkirim lewat Pos

Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui 81.000 Surat Suara Tak Terkirim lewat Pos

Nasional
Komite HAM PBB Soroti Netralitas Jokowi pada Pilpres, Komisi I DPR: Dia Baca Contekan

Komite HAM PBB Soroti Netralitas Jokowi pada Pilpres, Komisi I DPR: Dia Baca Contekan

Nasional
Caleg Terancam Gagal di Dapil DIY: Eks Bupati Sleman hingga Anak Amien Rais

Caleg Terancam Gagal di Dapil DIY: Eks Bupati Sleman hingga Anak Amien Rais

Nasional
Jatam Laporkan Menteri Bahlil ke KPK atas Dugaan Korupsi Pencabutan Izin Tambang

Jatam Laporkan Menteri Bahlil ke KPK atas Dugaan Korupsi Pencabutan Izin Tambang

Nasional
Draf RUU DKJ: Gubernur Jakarta Dipilih lewat Pilkada, Pemenangnya Peraih Lebih dari 50 Persen Suara

Draf RUU DKJ: Gubernur Jakarta Dipilih lewat Pilkada, Pemenangnya Peraih Lebih dari 50 Persen Suara

Nasional
900 Petugas Haji Ikut Bimtek, Beda Pola dengan Tahun Lalu

900 Petugas Haji Ikut Bimtek, Beda Pola dengan Tahun Lalu

Nasional
Proses Sengketa Pemilu Berlangsung Jelang Lebaran, Pegawai MK Disumpah Tak Boleh Terima Apa Pun

Proses Sengketa Pemilu Berlangsung Jelang Lebaran, Pegawai MK Disumpah Tak Boleh Terima Apa Pun

Nasional
Budi Arie Mengaku Belum Dengar Keinginan Jokowi Ingin Masuk Golkar

Budi Arie Mengaku Belum Dengar Keinginan Jokowi Ingin Masuk Golkar

Nasional
PKB Ingin Hasil Pemilu 2024 Diumumkan Malam Ini

PKB Ingin Hasil Pemilu 2024 Diumumkan Malam Ini

Nasional
Hasto Bilang Suara Ganjar-Mahfud Mestinya 33 Persen, Ketum Projo: Halusinasi

Hasto Bilang Suara Ganjar-Mahfud Mestinya 33 Persen, Ketum Projo: Halusinasi

Nasional
KPK Duga Pelaku Korupsi di PT PLN Rekayasa Anggaran dan Pemenang Lelang

KPK Duga Pelaku Korupsi di PT PLN Rekayasa Anggaran dan Pemenang Lelang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com