JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat terus melakukan sosialisasi dan meminta masukan masyarakat terkait rencana amendemen Undang-Undang Dasar 1945.
Kali ini, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah dan Syarief Hasan berkunjung ke Menara Kompas di Jalan Palmerah Selatan, Jakarta, Kamis (12/12/2019).
Pantauan Kompas.com, kedatangan Bambang dan pimpinan MPR lainnya disambut oleh Chief Executive Officer (CEO) Grup Kompas Gramedia (KG), Lilik Oetama.
Kedatangan Bambang dan dua pimpinan MPR lainnya dalam rangka melanjutkan silaturahim kebangsaan terkait amendemen UUD 1945.
"Kami ke sini ingin sharing, memberikan gambaran kekhawatiran di masyarakat bahwa MPR akan melakukan amendemen, dan itu berpotensi menimbulkan kegaduhan," kata Bambang.
Baca juga: Bertemu Parisada Hindu Darma, MPR Dapat Masukan soal Amendemen UUD
Bambang menekankan, pimpinan MPR periode 2019-2024 memiliki tugas untuk melanjutkan rekomendasi pimpinan MPR sebelumnya, yaitu amendemen terbatas UUD 1945 untuk menghidupkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Namun, Bambang mengatakan, ada tiga partai yang tidak ingin amendemen UUD 1945 yaitu PKS, Partai Golkar, dan Partai Demokrat.
"Nah inilah yang sedang kami kerjakan lima tahun ke depan. Skarang ini kami datang bersilaturahmi ke parpol dan media," ujar dia.
Selanjutnya, Bambang mengatakan, MPR masih memiliki waktu yang cukup panjang untuk memutuskan apakah akan melakukan amendemen atau tetap mempertahankan UUD 1945.
Menurut Bambang, amandemen bisa dilakukan tergantung pada suara dari masyarakat, pemerintah, dan media.
"Ini tergantung suara pemerintah dan masyarakat dan media apakah menurut insan pers ini UUD perlu diubah," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.