Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gibran dan Bobby Ikut Pilkada, PDI-P: Politik Dinasti itu Biasa

Kompas.com - 11/12/2019, 19:43 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPP PDI-P Bambang Wuryanto berpendapat bahwa politik dinasti merupakan hal yang biasa terjadi.

Hal itu ia katakan dalam menanggapi sejumlah kritik yang menganggap Presiden Joko Widodo tengah membangun dinasti politik.

Tudingan politik dinasti itu muncul seiring majunya sang putra sulung Gibran Rakabuming sebagai bakal calon wali kota Solo dan menantunya, Bobby Nasution, sebagai bakal calon wali kota Medan.

"Politik dinasti di wilayah dunia timur yang kayak gini, biasa. Bahwa dinasti atau tidak dinasti, kita ini di timur ada jarak dengan kekuasaan, itu biasa," ujar Bambang di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Baca juga: Kamis, Gibran Daftar Calon Wali Kota di DPD PDI-P Jateng, Diantar Rombongan Relawan

Menurut Bambang, akan menjadi hal wajar ketika Gibran mendapat keuntungan pada Pilkada serentak 2020 karena sebagai putra orang nomor satu di Indonesia.

Namun demikian, tutur dia, yang patut diperhatikan adalah pembuktian Gibran di lapangan.

"Mas Gibran itu baru posisi anak presiden, nanti di lapangan ditunjukan, dia ini punya kompetensi enggak? Legalitas boleh didapat, tapi kompetensi berikutnya harus ditampilkan. Kalau enggak, ditertawakan, republik akan menertawakan," kata Bambang.

Baca juga: DPP PDI-P Akan Keluarkan Rekomendasi untuk Bobby Nasution Maju Pilwalkot Medan

Bambang menuturkan, majunya Gibran sekilas seperti yang terjadi Jokowi ketika memutuskan maju menjadi calon presiden pada 2014.

Saat itu, banyak pihak yang menertawakan Jokowi lantaran kualitasnya baru tercatat memimpin Solo dan DKI Jakarta.

Ia mengatakan, situasi langsung berbanding terbalik ketika Jokowi didapuk sebagai presiden. Menurutnya, banyak masyarakat dari Sabang sampai Merauke mencintai Jokowi.

"Begitu jadi presiden, dicintai rakyat, elu mau ngomong ape? Jadi ini soal, enggak usah ngomongin nepotisme, semua punya hak yang sama," kata dia.

"Dan kalau Gibran dilahirkan sebagai anaknya Jokowi, beruntunglah dikau. Kalau diangkat jadi anak Mega, beruntunglah dikau, kalau Bambang Pacul dilahirkan sebagai seorang anak tentara, ya beruntunglah saya jadi kayak preman, kan begitu," katanya.

Baca juga: Jawaban Bobby Nasution soal Tudingan Tengah Membangun Politik Dinasti

Bambang menambahkan, terdapat tiga aspek yang tidak boleh dilewatkan Gibran dan Bobby saat maju dalam Pilkada serentak 2020, yakni karakter, kompetensi, dan kapasitas.

Menurutnya, tiga aspek itu menjadi keputusan saat keduanya mendapat kepercayaan PDI-P untuk maju di Pilkada serentak 2020.

"Kalau lapangan clear, itu oke, jempol, kompetensi oke, cc-nya tinggi, bukan cuma 1.100 (CC). Tapi ini jet, cc-nya 6.000, tapi itu semua setelah keputusan lapangan ya, clear," tutur Bambang.

Baca juga: Anak dan Menantu Jokowi Jadi Calon Wali Kota, Presiden PKS: Jangan Kembangkan Dinasti

Sebelumnya, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengingatkan Presiden Joko Widodo untuk tidak mengembangkan politik dinasti.

Hal itu menyusul rencana anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dan menantunya Bobby Nasution untuk mencalonkan diri sebagai kandidat kepala daerah.

"Memang kalau ada dinasti ya distorsi akan besar, jadi saya kira alangkah baiknya jangan mengembangkan dinasti. Tapi, benar-benar berbasiskan merit system," kata Sohibul di Hotel Sahid Jakarta, Kamis (5/12/2019).

Ia mengatakan, pemerintah memang menganut sistem demokrasi di dalam sistem pemerintahan. Dalam hal ini, setiap warga negara berhak untuk mencalonkan diri sebagai kepala daerah.

Akan tetapi, Sohibul berharap, sistem demokrasi yang dikembangkan tak hanya berdasarkan prosedural semata, tetapi juga secara substansial.

"Tentunya harus terbebas dari distorsi. Memang, kalau ada dinasti ya distorsi akan besar," kata dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com