JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia seleksi (pansel) hakim Mahkamah Konstitusi (MK) mulai menggelar tes wawancara terhadap delapan orang calon.
Pantauan Kompas.com, wawancara berlangsung di ruang Serbaguna Gedung 3 Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Rabu (11/12/2019), dan akan dilanjutkan hingga Kamis (12/12/2019) besok.
Rabu ini terdapat lima orang yang menjalani tes wawancara, yakni Benediktus Hesto Cipto Handoyo, Bernard L Tanya, Daniel Yusmic, Ida Budiarti, dan Suparman Marzuki.
Baca juga: Hakim MK Pertanyakan Permintaan Penggugat yang Ingin Aset First Travel Dikembalikan ke Korban
Sisanya, tiga orang menjalani tes pada Kamis besok, yakni Umbu Rauta, Widodo Ekatjahjana, dan Yudi Kristiana.
Kedelapan nama ini diketahui sudah lolos tes administrasi dan tes tertulis sebelum mengikuti tes wawancara.
Ketua panitia seleksi hakim MK Harjono mengatakan, tes wawancara ini akan menggali pengetahuan calon terkait berbagai hal.
Baca juga: 3 Hakim MK Segera Purna Tugas, Kode Inisiatif Tekankan 2 Kriteria untuk Penggantinya
"Wawancara meliputi banyak hal, dari penguasaan Undang-Undang Dasar 1945, masalah MK, sosial budaya, sampai track record para calon," ujar Harjono.
Wawancara dilakukan oleh lima anggota pansel yang dibentuk Presiden Joko Widodo.
Selain Harjono, pansel beranggotakan Maruarar Siahaan, Sukma Violetta, Alexander Lay, dan Edward Omar Sharif. Ada juga panelis dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Aji Samekto.
Masing-masing peserta diwawancarai selama 1 jam 15 menit.
Baca juga: Calon Hakim MK Diharapkan Tak Hanya Paham Persoalan Tata Negara
Menurut Harjono, pansel bakal memilih tiga orang terbaik untuk diserahkan ke Presiden Jokowi. Rencananya penyerahan nama dilakukan pada 18 atau 19 Desember 2019.
Presiden Jokowi yang bakal memilih satu orang hakim MK pengganti hakim Dewa Gede Palguna.
Masa jabatan Dewa Gede Palguna sendiri akan berakhir pada 7 Januari 2020.
Menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Nasution sudah mengembalikan formulir bakal calon Wali Kota Medan ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Sumatera Utara. Selain PDI Perjuangan Bobby mengakui sudah berkomunikasi dengan sejumlah partai lain.
Bobby yang menggelar nonton bareng final sepak bola Sea Games 2019 menyatakan keseriusannya ingin membangun Kota Medan. Bobby mengakui sudah menyampaikan visi misinya kepada beberapa partai agar bisa mengikuti Pilkada Kota Medan tahun depan. Bobby menepis isu politik dinasti yang menjadi tudingan ketika ia ingin maju ke Pilkada Kota Medan.
Menantu Presiden Jokowi, Bobby Afif Nasution membantah bahwa dirinya tengah membangun politik dinasti, dengan maju pada Pilkada Medan 2020. Tudingan politik dinasti santer terdengar saat Bobby dan anak sulung Jokowi, Gibran, mendeklarasikan diri maju pada Pilkada 2020.
Bobby menyebut, yang dimaksud dinasti adalah ketika Jokowi menurunkan semangat untuk terus bekerja. Hingga kini, Bobby mengaku sudah menjalin silaturahmi dengan sejumlah partai politik. Namun, dia belum dapat memastikan partai mana yang akan mendukungnya maju di Pilkada Kota Medan 2020. Bobby mengatakan, partai politik memiliki mekanisme sendiri untuk memberikan dukungan kepada calon kepala daerah.
Bobby masih enggan memberikan komentar mengenai program yang diusungnya untuk menjadi Calon Wali Kota Medan. Dia mengatakan, akan ada saatnya bagi dia memberikan penjelasan bagaimana membangun Kota Medan.
#BobbyNasution #Medan #PilkadaMedan